oleh

DAUN PACAR (inai) DALAM KEBUDAYAAN MASYARAKAT JAMBI

-Opini, dibaca 2102 x

Oleh: Ria Gusneli

(Mahasiswa Program Studi Pendidikan dan Sastra Indonesia, Universitas Jambi)
 
 
DAUN pacar atau lebih dikenal dengan sebutan daun inai atau inai daun, adalah salah satu tanaman yang lekat dalam tradisi masyarakat Melayu Jambi. Taman ini mempunyai tradisi sendiri dalam adat pernikahan masyarakat Melayu Jambi yaitu tradisi malam Beinai.
 
Tradisi malam beinai adalah tradisi yang dilakukan saat calon pengantin hendak menikah esok hari. Daun pacar dihaluskan kemudian dipakaikan pada jari tangan dan kaki calon pengantin.
 
Tradisi malam beinai dilakukan untuk melindungi calon pengantin dari hal yang tidak diinginkan. Selain itu, tradisi malam beinai dijadikan momen berkumpulnya kedua keluarga mempelai sebelum akad. Daun pacar selain digunakan dalam tradisi malam beinai, juga dipercaya oleh masyarakat Jambi sebagai penangkal berbagai penyakit.
 
Masyarakat Jambi percaya, dengan memakai daun pacar maka dapat terhindar dari musim penyakit yang sedang datang. Maka dari itulah, kebanyakan masyarakat Jambi menanam daun pacar di pekarangan rumah mereka.
 
Selain untuk kesehatan, daun pacar juga digunakan untuk membersihkan kuku tangan dan kaki jenazah saat dimandikan. Namun dalam hal ini hanya menggunakan getah dan daunnya saja bukan ditumbuk dan bukan bertujuan mendapatkan warna merahnya.
 
Jika dikaitkan dengan mitos yang ada di masyarakat Jambi, maka daun pacar ini juga mengambil peran. Diantara mitos-mitos tersebut seperti daun pacar yang telah digunakan untuk membersihkan kuku jenazah, maka untuk seterusnya jika dipakai tidak akan menghasilkan warna merah yang terang. 
 
Mitos selanjutnya yaitu saat menghaluskan daun pacar, dilarang terlihat oleh ayam. Hal ini akan membuat warna merah yang dihasilkan juga tidak terlalu terang. Pada saat penghalusan daun inai banyak sekali mitos yang harus diikuti, masyarakat percaya jika mitos tersebut dilanggar maka inai tidak akan menghasilkan warna merah meskipun sudah lama menggunakan nya. 
 
Mitos lain yang ada pada saat penghalusan daun inai yaitu menggunakan arang, menggunakan semut, menggunakan nasi dan gambir sebagai campuran dalam menghaluskan inai. Oleh karena dalam penghalusan inai ini memerlukan bahan yang cukup banyak. Masyarakat yakin dengan memasukan beberapa bahan tersebut warna yang dihasilkan daun inai akan lebih merah dan inai akan lebih tahan lama. 
 
 
Selain itu masyarakat juga percaya bahwa daun inai ini bisa memberikan kesehatan, mitos yang dipercaya masyarakat yaitu jika kuku sakit diakibatkan kuku yang tumbuh ke dalam daging atau biasanya disebut dengan cantengan atau dalam istilah medis ingrow toenail  makan bisa diobati dengan daun inai ini, dengan cara menghaluskan selayaknya untuk berinai seperti biasa. 
 
Maka dari itu masyarakat sangat mempercayai jika daun inai atau daun pacar ini bisa mengobati penyakit. 
 
Terlepas dari semua hal itu, secara ilmiah, daun cacar memiliki banyak manfaat dalam dunia kesehatan. Daun pacar terbukti dapat mengatasi perut kembung karena senyawa biokatif yang disebut lawaritol dan isoplumbagin yang dikandungnya, dapat mengatasi sakit kepala, dan meredakan demam. Hal ini sangat berguna terlebih sekarang musim pancaroba yang banyak menyebabkan demam.
 
Sertifikat
Sertifikat kampung English
Piagam 3

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar

0 comments