Series: Lesson to Learn from English Camps 2024
Oleh:
Sri Alya Febyanti, Bella Charisma Ananda Zairin, Septiana Dwi Aryanti, Sandrina Maharani, Izzati Tsabitah, Raidha Ramadani Putri, Rona Azzahra, Callysta Putri
Email: srialyafebyanti@gmail.com, dkk.
(Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, FKM Unsri)
Gambar: Sampah plastik yang berserakan di sekitar rusun (Dokumentasi tim penulis)
Di tengah hiruk pikuk kehidupan kota, rusun menjadi hunian pilihan bagi banyak orang. Namun, di balik tembok-temboknya, terdapat sebuah ancaman tersembunyi: sampah plastik. Setiap hari, tumpukan sampah plastik dihasilkan dari aktivitas penghuni rusun. Kantong plastik, botol minuman, dan kemasan makanan plastik menumpuk, mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan. Dari hasil observasi yang telah kami lakukan pada tanggal 25 Februari dan tanggal 3 Maret, kualitas lingkungan di Rusun 26 Ilir cukup mengkhawatirkan. Dalam era modern, masalah sampah plastik telah menjadi salah satu tantangan lingkungan yang mendesak untuk diatasi.
Data dari Making Oceans Plastic Free (2017) menyatakan rata-rata ada 182,7 miliar kantong plastik digunakan di Indonesia setiap tahunnya. Dari jumlah tersebut, bobot total sampah kantong plastik di Indonesia mencapai 1.278.900 ton pertahunnya. Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Palembang, Sumatera Selatan melaporkan jumlah produksi sampah di kota ini mencapai 1.000 ton per hari. Kepala DLHK Palembang Akhmad Mustain di Palembang, mengatakan sampah-sampah tersebut diantaranya merupakan limbah plastik maupun organik sisa produksi rumah tangga, pertokoan, dan rumah makan yang tersebar di 18 Kecamatan.
Dengan menjelajahi strategi kreatif kita dapat mengurangi penggunaan dan pembuangan plastik di Kampung Literasi Rusun 26 Ilir. Dengan fokus pada upaya-upaya pengurangan sampah plastik, ini akan menyumbangkan langkah-langkah yang inovatif dalam menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Melalui pendekatan yang holistik, penelitian ini berharap untuk memberikan kontribusi yang signifikan dalam membangun masyarakat yang sadar lingkungan dan peduli terhadap pengelolaan limbah plastik.
Berikut adalah beberapa observasi tim mahasiswa FKM Unsri selama English Camps 2024 di Kelurahan 26 Ilir di Kota Palembang.
FOTO 1: Pemanfaatan Sampah Plastik
Gambar 1: Pemanfaatan kreatif botol plastik (Dokumentasi tim penulis)
Pemanfaatan sampah botol plastik bekas menjadi pot tanaman hidroponik dan hiasan gantung. Ini merupakan langkah yang bagus untuk mengurangi sampah plastik dan mengubahnya menjadi barang yang memiliki nilai guna.
FOTO 2: Kotak Sampah
Gambar 2: Kotak sampah yang ada di sudut-sudut Kampung Literasi (Dokumentasi tim penulis)
Terdapat tempat sampah berbeda warna yang sangat berguna bagi warga dalam memilah sampah. Warna tempat sampah hijau berisi sampah organik yang mudah terurai, sedangkan warna tempat sampah merah digunakan untuk membuang sampah seperti pecahan kaca, komponen elektronik, dan zat beracun (B3). Serta terdapat pula kotak sampah di sekitaran sungai sekanak untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya, yaitu sampah khusus botol & plastik, sampah kertas, dan sampah lainnya.
FOTO 3: Bank Sampah
Gambar 3: Bank sampah Kampung Literasi Rusun 26 Ilir (Dokumentasi tim penulis)
Rusun Kampung Literasi telah mengambil langkah nyata dalam mengurangi sampah dengan keberadaan bank sampah yang menunjukkan komitmen masyarakat dalam mengelola sampah plastik secara bertanggung jawab. Keberadaan bank sampah tersebut juga dapat menjadi sarana edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah plastik yang baik, dan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik dan membuang sampah plastik pada tempatnya.
Jika saya seorang Peneliti Epidemiologi: Jika saya seorang peneliti, saya tertarik untuk meneliti strategi kreatif pengolahan sampah plastik menggunakan EcoBrick di Kampung Literasi dengan penelitian kualitatif Participatory Action Research. Ecobrick merupakan upaya daur ulang limbah sampah botol plastik dengan mengisi botol tersebut dengan berbagai sampah plastik, seperti pembungkus makanan, pembungkus perlengkapan rumah tangga, dan lain-lain, hingga botol tersebut mengeras dengan tujuan sebagai pengganti batako atau bahan bangunan untuk pembuatan dinding, meja, kursi, dan sebagainya.
Gambar: Ecobricking (Sumber foto: https://realliferebs.wordpress.com/2020/06/09/ecobricking/)
Adapun alasan kami memilih menggunakan penelitian kualitatif Participatory Action Research
(PAR) dalam penelitian ini dikarenakan beberapa kelebihannya, seperti:
1. Sifat PAR yang kolaboratif: PAR melibatkan partisipasi aktif masyarakat, dalam proses penelitian yang sejalan dengan tujuan epidemiologi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat menggunakan metode ecobrick.
2. Kemampuan PAR untuk memberdayakan: Dalam konteks ecobrick, PAR dapat membantu masyarakat memahami manfaat ecobrick dan mendorong mereka untuk terlibat dalam pembuatan dan penggunaannya.
3. Fokus PAR pada perubahan: Dalam kasus ecobrick, PAR dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang pengelolaan sampah plastik dan mendorong transisi ke solusi yang lebih berkelanjutan.
4. Kecocokan dengan penelitian ecobrick: Ecobrick adalah solusi yang kompleks yang melibatkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. PAR, dengan sifatnya yang holistik, dapat membantu meneliti berbagai aspek ecobrick secara komprehensif.
Lesson to learn: Strategi kreatif untuk pengurangan sampah plastik adalah sebuah pendekatan inovatif dan non-konvensional untuk mengurangi penggunaan dan dampak negatif plastik pada lingkungan yang bertujuan untuk mengubah kebiasaan masyarakat dan mendorong mereka untuk menggunakan sampah plastik secara lebih bertanggung jawab, serta mencari alternatif yang lebih ramah lingkungan. Dalam memaksimalkan kembali pengurangan penggunaan plastik, masyarakat perlu menerapkan berbagai upaya seperti: Membawa totebag saat belanja untuk mengurangi limbah plastik; Biasakan membuang sampah sesuai dengan warna kotak sampahnya; Mendaur ulang sampah plastik menjadi barang yang bermanfaat; Tidak membuang sampah sembarangan, sekecil apapun sampahnya; Gunakan kotak makan dan tumbler untuk mengurangi sampah plastik; dan Menggunakan barang yang ramah lingkungan, seperti tempat makanan kertas saat jajan. Kerja sama antara masyarakat, pemerintah setempat, dan pemangku kepentingan lainnya menjadi kunci dalam meraih tujuan bersama untuk menjaga lingkungan dan mengurangi dampak negatif sampah plastik. Dengan langkah-langkah konkret yang diambil, kami yakin bahwa Kampung Literasi Rusun 26 Ilir dan komunitas sekitarnya dapat menjadi contoh bagi tempat lain dalam upaya menuju lingkungan yang lebih bersih dan lebih hijau.
Editor: Najmah
Komentar