oleh

Destinasi Wisata Goa Putri Dipadati Pengunjung Saat Libur Lebaran

-Entertainment, dibaca 4124 x

LAJU SUMSEL, BATURAJA -- Mengisi hari libur lebaran banyak dimanfaatkan masyarakat untuk berkunjung ke tempat-tempat wisata, salah satunya Goa Putri. Situs cagar alam ini masih menjadi favorit masyarakat untuk mengisi hari libur lebaran, Minggu (08/5/2022).

Salah satu objek wisata yang ada di desa Padang Bindu Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten OKU, Provisi Sumatera Selatan memang layak dikunjungi, pasalnya daya tarik situs cagar alam ini memang banyak menyimpan hal-hal di luar akal nalar manusia, corak batu di lapisan atas dan dinding-dinding goa yang sangat indah nan menawan menjadi daya tarik tersendiri.
 
 
Bukan hanya warga OKU saja yang datang berkunjung ke tempat wisata ini, bahkan pengunjung dari luar daerah pun banyak yang berkunjung, dan salah satunya dari Provinsi Lampung.
 
Mustika (29), pengunjung yang sempat kami wawancarai mengatakan, memang kami sengaja jauh-jauh dari Lampung untuk mengunjungi Goa Putri, karena dari dulu kami hanya tahu cerita dan gambar-gambarnya saja dari internet dan belum pernah berkunjung langsung.
Kami sangat kagum sekali melihat destinasi cagar budaya ini di mana ukiran batu yang terbentuk dari tetesan air dan keajaiban tuhan serta kejadian alam yang luar biasa, sehingga membentuk seperti ukiran batu yang menjadi pesona tersendiri," ungkapnya.
 
Seperti kita ketahui objek wisata ini dikelola langsung oleh Dinas Pariwisata Kabupaten OKU yang bekerja sama dengan cagar alam dan budaya wilayah selatan Sumatera.
 
Memang pemerintah sudah menetapkan Goa Putri sebagai salah satu peninggalan atau situs cagar alam dan budaya pada tahun 2010.
 
Ferdinata (32), pemandu Goa Putri mengatakan, goa eksotis yang terletak 35 kilometer dari Kota Baturaja Kabupaten OKU tersebut merupakan jejak Kerajaan Ogan. Bahkan, menurut legenda masyarakat OKU, goa tersebut terbentuk karena kutukan Sipahit Lidah.
 
 
"Sipahit Lidah ini adalah seorang tokoh sakti yang terkenal di Sumatera bagian selatan. Konon, dahulu hidup seorang putri yang bernama Dayang Merindu, seorang selir dari Prabu Amir Rasyid, penguasa Kerajaan Ogan," ujar Ferdi.
 
Diceritakan Ferdi, saat sang putri mandi di muara sungai Semuhun pada pagi hari, melintaslah Sipahit Lidah dan berhasrat menyapa putri yang jelita itu. Namun, keberadaannya tak dihiraukan Dayang Merindu.
 
"Merasa tidak dihiraukan, membuat Sipahit Lidah meradang dan berucap, 'sombong sekali putri ini, diam seperti batu'. Sesaat kemudian, Dayang Merindu membeku menjelma menjadi batu," ceritanya.
 
Kemudian, Sipahit Lidah menuju desa tempat tinggal Dayang Merindu. Desa itu tampak sepi, Sipahit Lidah pun bergumam, betapa sepinya desa ini, tak ubahnya sebuah goa. Desa itu pun kemudian berubah menjadi goa.
 
Goa Putri yang terletak di Bukit Barisan di Desa Padang Bindu ini memiliki panjang 159 meter, lebar 8 hingga 20 meter, dengan ketinggian mencapai 20 meter. Di dalamnya mengalir Sungai Semuhun, anak Sungai Ogan, yang mengalir dari arah barat ke timur.
 
Banyak hal menarik yang bisa ditemukan di sini. Saat akan masuk, pengunjung dianjurkan mengetuk pintu goa sebanyak tiga kali, yang menandakan salam untuk para leluhur. Di bagian dalam yang temaram dan berhawa sejuk, pengunjung akan mendengar gemercik aliran sungai yang ikut mengiringi selama perjalanan.
 
"Warga meyakini bahwa bagian sungai yang berada di dalam goa merupakan pemandian para putri kerajaan. Mereka juga percaya, air sungai ini membuat awet muda. Tak jarang pengunjung mandi atau sekadar membasuh muka di sini," katanya.
 
Selain stalaktit dan stalakmit dengan beragam bentuk yang memesona, tatanan batu di bagian dalam pun sangat menarik. Batu-batu tersebut secara alami terbentuk menyerupai tempat peristirahatan, singgasana, pedapuran untuk memasak, dan pembaringan (Dayang Merindu) yang di bawahnya mengalir air Sungai Semuhun. 
 
 
Di bagian ujung, ada sebuah goa yang bernama Goa Penjagaan. Di sudut Goa Penjagaan terdapat sebuah lobang dan di sisi kirinya tampak bongkahan menyerupai dua ekor harimau. Katanya, kedua harimau itu adalah penjaga di kala putri sedang mandi.
 
"Berkunjung ke Goa Putri, wisatawan hanya dikenai tiket masuk seharga Rp2.500 untuk anak sekolah dan Rp5.000 untuk orang dewasa. Sedangkan biaya parkir motor sebesar Rp2.000 dan Rp5.000 untuk minibus," jelasnya.
 
Kapolres OKU melalui kepala pos pengamanan Goa Putri, Iptu Aris mengatakan, pada tahun ini pengunjung mulai meningkat dari tahun-tahun sebelumnya sebelumnya dikarenakan pada tahun ini pemberlakuan PPKM sudah tidak berlaku lagi sehingga pengunjung pun merasa bebas untuk berpergian.
 
"Alhamdulillah kita di sini aman -aman saja tidak ada gangguan yang berarti sampai hari ini terakhir kami berjaga di pos Goa Putri ini masih ramai," jelasnya.
 
(red/Evan)
 
Sertifikat
Sertifikat kampung English
Piagam 3

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar

0 comments