LAJU SUMSEL, PALEMBANG -- Gubernur Sumsel, H. Herman Deru mengatakan, pencegahan terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumsel merupakan tanggung jawab semua pihak. Dimana aksi kolaborasi semua unsur diperlukan agar potensi kembali terjadinya karhutla dapat diminimalisir.
“Pencegahan karhutla ini memang butuh kolaboratif semua pihak. Saat ini kita sudah melakukan kolaborasi itu. Namun, kita juga menginginkan adanya peran dari mahasiswa. Sebagai kaum intelektual muda, ide baru untuk pencegahan karhutla ini kita butuhkan,” kata Herman Deru saat menerima audiensi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa Universitas Sriwijaya Palembang di ruang tamu Gubernur Sumsel, Jumat (10/7/2020) siang.
Menurutnya, saat ini Pemprov Sumsel terus melakukan upaya pencegahan terhadap potensi terjadinya karhutla tersebut. Termasuk juga memonitor potensi timbulnya api yang menyebabkan karhutla.
“Karhutla ini masalah serius, sebab itu kita butuh peran semua pihak. Termasuk masyarakat,” terangnya.
Diketahui, Pemprov Sumsel sendiri telah membentuk tim satgas pencegahan karhutla. Bahkan, bantuan pendanaan juga diberikan Pemprov Sumsel untuk 10 kabupaten terdampak seperti Kabupaten OKU, OKU Timur, Muara Enim, OKI, Musi Rawas, Muratara, Ogan Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin dan PALI. Dimana bantuan senilai Rp 45 miliar untuk 10 kabupaten tersebut akan dibagi secara proporsional.
“Pencegahan ini dilakukan secara kombinasi. Tim restorasi gambut juga terus melakukan pemetaan untuk mencari daerah yang memang rawan, sehingga jika terjadi potensi karhutla penanganannya bisa lebih cepat dilakukan,” paparnya.
Terlebih saat ini beberapa kabupaten telah diberikan layar informasi Indek Standar Pencemaran Udara (ISPU) untuk memonitor kondisi udara.
“Pencemaran udara dapat dimonitor melalui layar ISPU. Jadi masyarakat atau kepala daerah bisa mengetahui langsung kondisi udara. Layar ISPU itu sudah kita berikan ke empat kabupaten seperti OKI, Ogan Ilir, Banyuasin, dan OKU Timur,” tuturnya.
Sementara itu, Presiden BEM Unsri, Muadz memastikan, pihaknya akan membantu Pemprov Sumsel dalam upaya pencegahan karhutla. Terlebih, Sumsel sendiri saat ini masih zero karhutla.
“Tentu kami sebagai mahasiswa akan membantu baik pemikiran maupun tenaga. Mudah-mudahan Sumsel tetap zero karhutla,” pungkasnya.
Sedangkan Kepala Bidang Departemen Luar Kampus, Bagas Pratama mengungkapkan, hasil pertemuan dengan Gubernur Sumsel berjalan lancar. Bagas menyebut sebagai mitra kritis Pemprov Sumsel, sudah merupakan suatu keharusan bagi mahasiswa untuk memberikan masukan terkait penanganan karhutla.
"Benar, tadi kami telah bertemu Bapak Gubernur. Poin pertemuan tadi diantaranya menyampaikan 6 rekomendasi terkait penanganan Karhutla ke Pemprov Sumsel. Alhamdulillah rekomendasi kita diterima dengan baik, semoga dapat diimplementasikan dengan baik pula. Mahasiswa dalam hal ini memposisikan diri sebagai mitra kritis pemprov Sumsel dalam penanganan Karhutla," tutup Bagas. (red)
Editor: Karni
Komentar