oleh

Sanitasi Terjaga Generasi Juara

-Sosial , dibaca 370 x

Penulis: 

Ananda Dwi Cahya, Mutiara Putri Rizanti, Azzanaurah, Nazhiifah Shadrina Adani, Yusnita Wulan Sari, Gemala Padia

Mahasiswa S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya

Editor : Mutiara Putri Rizanti 

Pengertian dan Ruang Lingkup Sanitasi
 
Secara umum, pengertian sanitasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh manusia untuk mewujudkan dan menjamin kondisi lingkungan (terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan udara) yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Pendapat lain mengatakan arti sanitasi adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat, terutama penyediaan air minum bersih dan pembuangan limbah yang memadai. Sanitasi dapat membantu mencegah timbulnya penyakit dengan cara pengendalian faktor-faktor lingkungan fisik yang berhubungan dengan rantai penularan penyakit. Dengan kata lain, sanitasi adalah perilaku manusia yang disengaja untuk membudayakan kebiasaan hidup bersih dan sehat untuk mencegah manusia terkontaminasi langsung dengan bahan-bahan kotor dan berbahaya dengan harapan bisa menjaga dan memperbaiki tingkat kesehatan manusia.
 
Mengacu pada pengertian sanitasi di atas, adapun beberapa hal yang termasuk dalam ruang lingkup sanitasi adalah sebagai berikut:
 
1.      Penyediaan air bersih/ air minum (water supply): ini meliputi pengawasan terhadap kualitas, kuantitas, dan pemanfaatan air.
 
2.      Pengolahan sampah (refuse disposal): ini meliputi cara pembuangan sampah, peralatan pembuangan sampah dan cara penggunaannya.
 
3.      Pengolahan makanan dan minuman (food sanitation): ini meliputi pengadaan, penyimpanan, pengolahan, dan penayajian makanan.
 
4.      Pengawasan/pengendalian serangga dan binatang pengerat (insect and rodent control): ini meliputi cara pengendalian serangan dan binatang pengerat.
 
5.      Kesehatan dan keselamatan kerja: melakukan kegiatan K3 (meliputi ruang kerja “misalnya dapur”, pekerjaan, cara kerja dan tenaga kerja).
 
Masalah sanitasi merupakan masalah klasik yang tak kunjung usai di Indonesia. Beberapa waktu lalu isu kesehatan nasional tentang kondisi kelayakan sanitasi di Indonesia mengemuka kembali. Menurut World Health Organisation (WHO), Indonesia menempati peringkat ketiga negara yang memiliki sanitasi terburuk/tidak layak pada 2017, sementara peringkat pertama ditempati India dan peringkat kedua Tiongkok.
 
Sederhana tapi rumit ketika ingin memperbaiki masalah ini, tidak hanya di pedesaan, di kota besar pun belum maksimal. Contohnya di aliran Sungai Musi yang dapat kita lihat di Kecamatan Sebrang Ulu I Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Kecamatan Sebrang Ulu I tercatat sebagai salah satu dari tiga kecamatan teratas berdasarkan Profil Kesehatan 2015 dan memiliki kepadatan penduduk tertinggi di Kota Palembang. Rumah-rumah yang ada di bantaran sungai dapat menyebabkan pencemaran sungai kecuali diiringi dengan kepedulian terhadap lingkungan. Kondisi seperti ini juga dapat menyebabkan isu sanitasi lingkungan di bantaran sungai akibat aktivitas di wilayah sekitar bantaran sungai serta buangan limbah rumah tangga. Misalnya, aktivitas mencuci, mandi, buang air besar, dimana masih banyak dari mereka yang membuang sisa makanan, sampah, serta kotoran baik manusia maupun hewan ke air sungai musi. Hal inilah yang masih disepelehkan bisa berpengaruh terhadap kualitas air sungai. Kondisi ini tentu saja juga dapat berdampak kepada masyarakat penduduk yang bermukim disana.
 
 
Sumber:https://sumsel.antaranews.com/amp/berita/272923/  masih-layakkah-air-sungai-musi-dikonsumsi                       

Sumber:https://palembang.tribunnews.com/amp/2019/06/21/breaking-news-warna-air-sungai-musi-tiba-tiba-berubah-aneh-warga-empatlawang-heboh 
 
Selain dialiran sungai Musi, fenomena sampah ditengah badan jalan tepatnya di kecamatan Kertapati umumnya dan kelurahan Kemang Agung serta Kelurahan Kemas Rindo khususnya cukup memprihatinkan. Sebab pengelolaan sampah yang belum begitu sesuai dengan peraturan yang ada dan sarana fasilitas untuk kebersihan seperti tempat sampah sangat sedikit. Dari hasil pengamatan bahwa tempat pembuangan sampah yang dilakukan oleh masyarakat yaitu bagian tengah-tengah badan jalan dapat menimbulkan pencemaran lingkungan yaitu menghilangkan estetika lingkungan karena dengan menyebarnya sampah di tengah badan jalan menyebabkan hilangnya keindahan lingkungan tersebut, polusi bau sebab sampah yang tersebar seperti itu menimbulkan aroma yang tidak sedap, dan dengan dibuangnya sampah di tengah-tengah badan jalan tersebut menimbulkan rumput yang tumbuh di bagian taman itu mati, karena setiap hari rumput tersebut ditimpah oleh sampah-ampah tersebut. Disamping hilangnya estetika lingkungan dan pencemaran juga dapat menimbulkan menimbulkan penyakit karena di lingkungan sekitar pembuangan sampah banyak sekali lalat beterbangan dan bila hinggap di tempat makan maka akan menimbulkan penyakit dan timbul masalah lagi bagi masyarakat.
 
 
Sumber: https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/Prosidingpps/article/download/1821/1632 (Data Primer, 2018)
 
Dari fenomena-fenomena tersebut, dapat diakui bahwa Indonesia masih kalah dalam hal sanitasi dengan negara-negara internasional. Salah satunya negara tetangga kita yaitu Malaysia. Budaya hidup bersih mereka lebih maju daripada Indonesia. Dalam hal luas wilayah dan jumlah penduduk, Indonesia tentu jauh lebih besar dibandingkan dengan Malaysia. Kondisi geografis Indonesia adalah negara kepulauan, sedangkan Malaysia lebih banyak daratan, sehingga pemberian fasilitas kesehatan mereka jauh lebih mudah dibanding di Indonesia.
 
Walau begitu, dengan lebih memperhatikan sanitasi lingkungan, salah satu caranya adalah dengan mencontoh Malaysia, yang termasuk dalam sanitasi terjaga. Contohnya adalah Sungai Melaka, Sungai Melaka merupakan sungai di Melaka, Malaysia. Sungai ini mempunyai nilai sejarah yang tersendiri kerana di kiri kanan sungai ini merupakan kawasan perbandaran, penempatan, perkuburan, perniagaan, perkapalan, pelabuhan dan lain-lain sejak ratusan tahun yang lalu. Sungai ini terkenal sampai ke seluruh dunia karena keindahannya, airnya yang tenang, dan menawan. Sungai Melaka ini mengalir sepanjang hampir 40 km jauhnya, dimulai dari hulunya di Kampung Gadek sampai ke hilir di Selat Melaka. Maka dari itu, sungai ini mempunyai warisan penting karena jadi saksi bisu kemasyuran kota Melaka di masa lalu.
 
Sumber:https://images.app.goo.gl/hkiF6GWHyAQkdEAV7

Sumber: https://www.medisata.com/wisata/melaka-river
 
 
Bergeser sedikit ke negara industri yang sangat maju di kawasan Asia Tenggara bahkan di dunia yaitu Singapura. Memiliki Sungai yang bernama Clarke Quay, Sungai Clarke Quay merupakan salah satu sungai yang berada di Singapura. Dulunya sungai ini merupakan pelabuhan yang menjadi tempat perdagangan di Singapura. Namun seiring berjalannya waktu, sungai ini dirubah menjadi salah satu tempat wisata. Dulunya sungai ini kotor, karena digunakan sebagai pusat perdagangan. Setelah dibersihkan dan dijadikan tempat wisata, sungai ini mulai ramai dikunjungi. Meskipun air sungai yang tidak begitu jernih, tetapi tetap bersih dan tidak berbau.
 
Sumber: https://images.app.goo.gl/y9oAWB4SaDhgnBvx5 

Sumber: https://images.app.goo.gl/K9bBVX3AngmwgJpg9 
 
Selain itu tidak kalah cantik dan kebersihannya, di Selandia Baru terdapat permata tersembunyi. Te Waihou meliputi jalan setapak, mata air, dan sungai yang jernih. Letaknya di dekat Putaruru, Waikato. Panorama di sepanjang jalur khusus pejalan kaki ini begitu permai. Dikelilingi tumbuh-tumbuhan hijau yang rimbun, antara lain spesies palem asli Selandia Baru. Selain itu sungai Te Waihou yang jernih juga menampilkan pemandangan indah. Air sungai yang bersumber dari Mamaku Ranges begitu jernih, hingga tampak kebiruan. Dasar sungai ditumbuhi tanaman air hijau yang tampak kontras dengan warna air. Air sungai ini sudah mengalir sejak seabad lalu dan mengalami proses pemurnian alami di bawah tanah. Berkat kemurniannya, air sungai Te Waihou menjadi sumber utama bagi pasokan air minum dalam kemasan di Selandia Baru. Dilaporkan situs Atlas of Wonders, sekitar 70 persen air mineral di negara tersebut berasal dari sungai ini.
 
 
Sumber: https://images.app.goo.gl/gbhdNCPfZxQtDw4x7  

Sumber: https://images.app.goo.gl/BTTnn5pjgPatK5jf7
 
 
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sanitasi
 
Kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi lingkungan, pelayanan kesehatan, dan perilaku keturunan. Lingkungan yang tidak sehat atau sanitasinya tidak terjaga dapat menimbulkan masalah kesehatan. Begitu pula dengan pelayanan kesehatan yang minim atau sulit dijangkau dapat membuat penduduk yang sakit tidak dapat diobati secara cepat dan dapat menularkan penyakitnya pada yang lain. Lingkungan dapat berperan menjadi penyebab langsung, sebagai faktor yang berpengaruh dalam menunjang terjangkitnya penyakit, adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sanitasi sebagai berikut :
 
1)     Perilaku hidup yang tidak sehat seperti membuang sampah sembarangan. 
 
2)     Tidak mencuci tangan sebelum atau sesudah makan.
 
3)     Buang air besar atau kecil sembarangan.
 
4)     Mencuci atau mandi dengan air yang kotor.
 
5)     Membiarkan genangan air yang merupakan tempat jentik nyamuk.
 
Berdasarkan hal tersebut, faktor lingkungan sangat berpengaruh terhadap kesehatan penduduk. Limbah cair dan padat dari hasil aktivitas manusia serta limbah dari tubuh manusia (kotoran dan air seni) yang dibuang ke lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan manusia melalui beberapa jalur, yaitu:
 
1.      Melalui air minum yang terkena limbah.
 
2.      Masuk dalam rantaian makanan seperti melalui buah-buahan, sayuran, dan ikan.
 
3.      Mandi, rekreasi dan kontak lainnya dengan air yang tercemar.
 
4.      Limbah menjadi tempat berkembangbiak lalat dan serangga yang dapat menyebarkan penyakit.
 
Dampak Sanitasi yang Buruk bagi Lingkungan dan Kesehatan
 
Ancaman terhadap kesehatan manusia dan kerusakan lingkungan tidak hanya melalui air dan kotoran manusia, tetapi juga melalui besi, material organik dan anorganik. Ketika limbah industri dibuang ke lingkungan, khususnya ke sungai selama bertahun- tahun, maka air sungai akan tercemar oleh limbah industri. Padahal sebagian penduduk memanfaatkan air sungai tersebut untuk keperluan mandi, cuci dan kakus. Bahkan, sebagian diantaranya masih memanfaatkannya untuk air minum. Akibatnya, muncul berbagai penyakit yang diakibatkan oleh kondisi sanitasi yang buruk, di antaranya :
 
1)     Diare - yaitu suatu penyakit yang saat ini telah menjadi penyebab utama terjadinya kasus kematian anak di negara-negara berkembang. Penyakit ini disebabkan oleh adanya infeksi berbagai jenis mikroorganisme seperti virus, bakteri, maupun jenis parasit lainnya. Pada umumnya, bakteri penyebab diare adalah Entero Pathogenic Escherichia Coli (EPEC).
 
2)     Disentri - yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi bakteri shigella yang terjadi pada usus manusia yang bisa mengakibatkan terjadinya diare yang disertai oleh darah dan lendir.
 
3)     Kolera - adalah kondisi diare akut yang menyebabkan tubuh mengalami dehidrasi, penyakit ini disebabkan oleh bakteri vibrio cholera.
 
4)     Demam Tifoid (Typhoid disease) - yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri salmonella typhosa yang banyak hidup di makanan dan air yang kotor.
 
5)     Hepatitis (hepatitis A dan E) - yaitu suatu penyakit yang timbul akibat terjadinya peradangan pada organ hati yang disebabkan oleh racun berbahaya seperti bahan kimia maupun agen penyebab infeksi.
 
6)     Gastroenteritis - yaitu suatu penyakit yang timbul akibat infeksi usus dan perust yang disebabkan oleh berbagai jenis virus.
 
7)     Cacingan - penyakit yang disebabkan oleh larva atau telur cacing atau parasit lainnya yang masuk ke dalam perut manusia.
 
8)     Scabies (kudis) - yaitu penyakit kulit yang disebabkan oleh sejenis kutu yang dinamakan Sarcoptes scabiei.
 
9)     Trachoma - yaitu peradangan yang terjadi pada selaput mata yang bisa menular melalui air mata. Penyakit ini disebarkan oleh sejenis lalat bernama Musca sorbens.
 
10)  Giardiasis - suatu penyakit yang terjadi akibat infeksi pada usus kecil yang disebabkan oleh parasit giardia lamblia.
 
Air yang kotor, air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan tentunya juga merupakan media penularan penyakit, terutama penyakit perut. Mekanisme penularan penyakit ini dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu
 
a)     water borne disease yaitu penyakit yang ditularkan melalui air yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sangat menular dan bisa menulari seseorang hanya dengan jumlah dikit saja. Hal ini tergantung tingkat polusi yang terjadi. Contohnya penyakit kolera oleh Vibrio cholera, hepatitis oleh kelompok Hepatovitus, disentri oleh Shigella, dan diare oleh Escherichia coli.
 
b)     water washed disease yaitu penyakit karna kurangnya air untuk perorangan. Air yang tidak mencukupi untuk membersihkan diri atau untuk mencuci alat-alat makan dan mencuci pakaian. Karena kurangnya kebersihan maka infeksi kulit mudah berkembang, misalnya scabies yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei.
 
c)     water based disease yaitu infeksi yang ditularkan melalui hewan-hewan air yang tidak bertulang belakang. Peranan hewan air yang tidak bertulang belakang seperti siput sebagai perantara perkembangan hidup mikroba. Semula dari telur atau larva yang kemudian hidup dalam siput dan menjadi matang dan tersebar di perairan dan akan menjadi infektif terhadap manusia, misalnya schistosomiasis yang disebabkan oleh cacing parasite jenis schistosomiasis.
 
d)     water related insect vector mechanism yaitu infeksi yang ditularkan oleh serangga yang berekembang di dalam air. Contohnya nyamuk yang berkembang biak di air dan dapat menularkan penyakit malaria.
 
Upaya Dalam Menciptakan Sanitasi Terjaga
 
Pengaruh buruk dari lingkungan sebenarnya dapat dicegah dengan mengembangkan kebiasaan hidup sehat dan menciptakan sanitasi lingkungan yang baik. Kebiasaan tersebut dapat memutus siklus perkembang-biakan berbagai jenis organisme pembawa penyakit. Adapun upaya dan aktivitas sehari-hari yang dapat dilakukan untuk menciptakan sanitasi lingkungan yang baik dan terjaga adalah:
 
1.      Mengembangkan kebiasaan atau perilaku hidup sehat
 
Kebiasaan yang dimaksud adalah mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, buang air besar atau kecil di jamban yang bersih, tidak membuang sampah sembarangan baik di sungai ataupun saluran air, mengelola sampah rumah tangga dengan benar serta mengelola air dan makanan yang belum dimasak secara benar dan lain-lain.
 
2.      Membersihkan ruangan dan halaman rumah secara rutin
 
Ruangan dalam rumah dapat menimbulkan berbagai penyakit jika tidak secara rutin dibersihkan. Perlengkapan rumah seperti karpet dan kursi berpotensi menjadi tempat mengendapnya debu. Debu yang mengendap dan kemudian beterbangan di dalam ruangan dapat menimbulkan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Debu juga dapat berfungsi sebagai media tempat menempelnya bakteri atau virus yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Ruangan yang tidak bersih dan rapi juga dapat mengundang masuknya lalat, nyamuk dan tikus masuk ke dalam ruangan. Padahal keduanya dapat menjadi vektor pembawa penyakit
 
3.   Membersihkan kamar mandi dan toilet
 
Kamar mandi dan toilet merupakan bagian dari rumah yang paling kondusif untuk dijadikan tempat perkembangbiakan berbagai jenis organisma penyebab dan pembawa penyakit. Lantai kamar mandi yang senantiasa lembap atau bahkan basah merupakan tempat yang cocok bagi berkembangnya bakteri atau mikroorganisma penyebab berbagai penyakit. Karena itu, kamar mandi dan toilet harus lebih sering dibersihkan dibanding ruangan lainnya.
 
4.      Menguras, menutup dan menimbun (3M)
 
Bak atau tempat penampungan air dapat menjadi tempat yang sangat baik perkembangbiakan nyamuk. Karena itu, bak dan tempat bagi penampungan air harusdibersihkan dan dikuras secara rutin minimal satu minggu sekali. Tempat penampungan air diupayakan selalu tertutup. Menutup tempat penyimpanan air dapat mencegah perkembangbiakan nyamuk. Menutup tempat penampungan air juga mencegah masuknya organisma lainnya yang dapat menimbulkan penyakit seperti tikus dan kecoa. Aktivitas menimbun dilakukan agar barang-barang di lingkungan tidak dijadikan sarang atau tempat perkembangbiakan organisma yang merugikan kesehatan. Kaleng, ban bekas, plastik dan lain-lain sebaiknya ditimbun jika tidak akan dipakai lagi.
 
5.      Tidak membiarkan adanya air yang tergenang
 
Genangan air seringkali dianggap tidak membahayakan. Padahal, genangan air yang dibiarkan lama, terutama pada musim hujan dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Karena itu, barang-barang bekas yang sedianya dapat menampung air seperti botol, kaleng, ban bekas sebaiknya dikubur atau dihancurkan.
 
6.      Membersihkan saluran pembuangan air
 
Air bekas mencuci, mandi, masak, dan air dari kakus akan masuk ke salauran pembuangan. Saluran tersebut biasanya terbuka dan air yang mengalir sangat kotor dari limbah cair maupun sampah. Jika dibiarkan, tempat tersebut menjadi sumber berbagai jenis penyakit dari organisma yang hidup di dalamnya. Karena itu, secara individu maupun bersama-sama dengan warga masyarakat lainnya, secara rutin saluran tersebut harus dibersihkan. Jika ada ternak atau hewan peliharaan, maka hewan dan kandangnya harus dibersihkan dan kandangnya disemprot dengan desinfektan. Ternak dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit. Virus seperti virus flu burung (Avian influenza) menyebar melalui ternak yaitu unggas. Karena itu, aktivitas membersihkan ternak dan kandangnya sangat penting. Cuci tangan dan mandi atau mencuci pakaian yang sebelumnya dipakai setiap selesai membersihkan ternak dan kandangnya harus selalu dilakukan.
 
7.      Menggunakan air yang bersih
 
Air menjadi salah satu komponen penting dalam kaitannya dengan kesehatan. Namun, Sebagian masyarakat kita masih menggunakan air yang tidak bersih untuk keperluan mencuci dan mandi serta memasak maupun minum. Selain itu, proses masak yang tidak sempurna juga dapat menyebabkan penyakit. Karena itu, tidak heran jika banyak penyakit yang muncul karena faktor air.
 
Untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yakni sebagai berikut:
 
·        Tempat penampungan kotoran manusia;
 
·        Tempat penampungan limbah rumah tangga;
 
·        Saluran pembuangan limbah rumah tangga maupun sampah yang dapat menjadi sarana penyebaran kuman dan penyakit;
 
·        Suplai air bersih untuk rumah tangga dan saluran air bersih; dan
 
·        Kondisi umum lingkungan.
 
Peran Generasi Muda Dalam Membangun Sanitasi Terjaga
 
Peran generasi muda di zaman millenial ini sangatlah penting dalam menjadi motor penggerak sanitasi yang baik bagi masyarakat guna kelangsungan hidup di masa depan. Hal ini dikarenakan generasi muda memiliki tingkat idealisme, inovatif, dan kreatif, mobilitas dan dinamis, keberanian dan keterbukaan, serta kepedulian sosial yang tinggi. 
 
Kebiasaan buruk yang dilakukan masyarakat dapat menimbulkan penyakit. Maka dari itu, generasi muda dapat melakukan penanggulangan terhadap sanitasi yang tidak layak ini dengan memberikan pengetahuan atau pemahaman agar masyarakat dapat merubah kebiasaan buruknya sehingga dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian. Misalnya dengan penyuluhan dalam bentuk promosi kesehatan di daerah-daerah dengan tingkat sanitasi yang masih buruk.
 
Dengan terus mendorong perubahan paradigma di kalangan masyarakat untuk mencintai  lingkungan dengan turut menjaga kebersihan, generasi muda yang bijak dapat dimulai dari pribadi sendiri serta dukungan orang tua dan pemerintah dalam menjaga lingkungan hidup dengan baik hingga bisa bermanfaat untuk masa depan, seterusnya para generasi muda yang memiliki kepedulian akan sanitasi akan selalu berusaha menjaga dan merawat lingkungan sekitarnya.
 
Penerapan sanitasi yang baik akan mempengaruhi kehidupan masyarakat dan lingkungannya, khususnya lingkungan fisik, seperti; tanah, air, dan udara. Sehingga kondisi ini dapat menciptakan:
 
a.      Kondisi lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan nyaman bagi manusia.
 
b.      Mencegah timbulnya berbagai penyakit yang bersumber dan berkembang di air.
 
c.      Menciptakan lingkungan yang nyaman untuk tempat tinggal dan terhindar dari situasi bau yang tidak sedap.
 
d.      Menghindari pencemaran lingkungan yang lebih luas.
 
e.      Mengurangi jumlah persentase orang sakit akibat sanitasi buruk di suatu daerah.
 
Sanitasi menjadi salah satu kunci yang harus diperhatikan untuk keberlangsungan hidup manusia. Terlebih pada saat ini, dunia sedang mengalami pandemi COVID-19, penyakit yang belum ada obatnya. Kebersihan lingkungan dan sistem sanitasi menjadi kunci utama dalam menekan dan mengurangi resiko terpaparnya masyarakat dari virus tersebut dan berbagai macam bibit penyakit lainnya. Indonesia harus memperhatikan akses air bersih di tiap daerahnya. Dengan mencontoh dari negara lain yang akses air bersihnya sangat baik, sehingga air dari keran pun dapat langsung diminum karena terjamin kebersihannya. Indonesia harus menjadikan negara-negara tersebut sebagai motivasi untuk terus maju terutama dalam hal sanitasi karena apabila hal tersebut disepelehkan, maka akan menjadi masalah besar bagi seluruh makhluk hidup terutama manusia.
 
REFERENSI 
 
Maxmanroe.com. (2019, 20 Maret). Pengertian sanitasi. Diakses pada 26 November 2022, dari https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-sanitasi.html 
 
Rosyidah Masayu.2018.Analisis Pencemaran Air Sungai Musi Akibat Aktivitas Industri (Studi Kasus Kecamatan Kertapati Palembang).Program Studi Teknik Industri Muhammadiyah Palembang
 
Trisnaini Inoy, Idris Haerawati, Purba Imelda Gernauli.2019.Kajian Sanitasi Lingkungan Pemukiman di Bantaran Sungai Musi Kota Palembang.Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia
 
Septinar, H. (2018, July). Fenomena persampahan di lingkungan Kecamatan Kertapati Kota Palembang. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG (Vol. 5, No. 05).
 
Wikipedia.com. (2022, 26 Juli). Sungai Melaka. Diakses pada 25 November 2022, dari https://ms.wikipedia.org/wiki/Sungai_Melaka 
 
medisata.com. (2021, 29 Oktober). Melaka River: Menikmati Keindahan Kota Dari Sungai. Diakses pada 25 November 2022, dari https://www.medisata.com/wisata/melaka-river 
 
travel.detik.com. (2019, 23 Februari). Sungai Cantik dari Singapura, Tahu?. Diakses pada 25 November 2022, dari https://travel.detik.com/cerita-perjalanan/d-5390863/sungai-cantik-dari-singapura-tahu
 
Merdeka.com. (2015, 22 Januari). Te Waihou, sungai biru seindah negeri dongeng di Selandia Baru. Diakses pada 25 November 2022, dari https://www.merdeka.com/gaya/te-waihou-sungai-biru-seindah-negeri-dongeng-di-selandia-baru.html 
 
file.upi.edu. Sanitasi Lingkungan. Diakses pada 20 November 2022, dari http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197210242001121-BAGJA_WALUYA/Pengelolaan_Lingkungan_Hidup_untuk_Tk_SMA/BAB_4_SANITASI_LINGKUNGAN.pdf
 
Sanitariankit.id. Sanitasi buruk menjadi sumber penyebaran penyakit. Diakses pada 26 November 2022, dari (https://sanitariankit.id/sanitasi-buruk-menjadi-sumber-penyebaran-penyakit/ 
 
Sertifikat
Sertifikat kampung English
Piagam 3

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar

0 comments