oleh

Dampak Pandemi Terhadap Perekonomian Masyarakat

-Sosial , dibaca 569 x

Oleh: Rizky Amalia, Zahera Sefty Indah Sari dan Aliyyah Zahirah

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya (Peminatan Epidemiologi)


Gambar 1 Sumber : detik.com/Baban Gandapurna 
 
Corona adalah penyakit baru yang ditemukan di tahun 2019 dan ditularkan melalui virus. Virus  yang ditemukan pertama kali di Wuhan, China ini menyebar sangat cepat ke seluruh dunia. World Health Organization / (WHO) / Badan Kesehatan Dunia menetapkan bahwa virus ini menyebar keseluruh dunia. Per 7 September 2021 telah terjadi 219 juta lebih kasus diseluruh dunia. Sedangkan di Indonesia sudah menyentuh 4,13 juta kasus.
 
COVID-19 sangat berdampak pada semua sektor kalangan di seluruh dunia. Pendidikan, pekerjaan, pendapatan, bahkan di dunia perekonomian. Virus yang masuk ke Indonesia pada tahun 2019 ini sangat cepat menyebar dan memiliki efek yang lama hingga saat ini. Wabah penyakit yang penyebarannya sangat mudah melalui droplet ini membuat pergerakan orang-orang untuk beraktivitas diluar rumah menjadi susah hingga dikeluarkan kebijakan pemerintah untuk melakukan lockdown  dan PPKM, sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19. 
 
Banyak dampak yang ditimbulkan dari penyakit ini, hampir di seluruh aspek. Dampak ini dirasakan oleh semua orang di seluruh penjuru dunia dan perekonomian pada masyarakat sudah pasti juga ikut terdampak terutama pada masyarakat kelas menengah ke bawah.
 
Bagaimana Perekonomian di Masa Pandemi?
 
Perekonomian masyarakat pada masa pandemi ini mengalami penurunan. Menurut KOMPAS PEDIA ekonomi masyarakat di Indonesia pada saat pandemi ini meningkatkan angka pengangguran dan juga angka kemiskinan.
 
Gambar 2 Sumber : money.kompas.com/Palupi Annisa  
 
Bisa dilihat pada gambar 2 yang bersumber dari BADAN PUSAT STATISTIK diterbitkan oleh money.kompas.com, pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada awal masa pandemi tahun 2020 kuartal 1 menuju kuartal 2 mengalami banyak penurunan. Pada kuartal 2 tahun 2020 Indonesia mengalami penurunan ekonomi sebanyak 5,32% hal ini sangat jauh merosot ke bawah jika dilihat dari gambar diatas.
 
Siapa saja terkena dampak penurunan ekonomi?
 
Dampak penurunan ekonomi ini banyak dirasakan oleh masyarakat kelas menengah kebawah yang tidak bisa bekerja selama masa pandemi seperti masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang menjadi sulit berdagang dikarenakan peraturan pemerintah yang mengharuskan mengurangi aktivitas di luar rumah. Selain itu banyak masyarakat yang di PHK oleh perusahaan tempat mereka bekerja. 
 
Gambar 3 Irisan Faktor Penurunan Ekonomi Mayarakat pada Masa Pandemi
 
Faktor yang Mempengaruhi Penurunan Ekonomi Masyarakat pada Masa Pandemi 
 
Faktor individu, tidak adanya kemampuan beradaptasi pada masa pandemi akan sangat berpengaruh terhadap ekonomi, individu akan susah menghasilkan uang untuk bertahan hidup dikarenakan sulit mendapat pekerjaan yang tetap di masa pandemi. Selain susah mendapat pekerjaan, individu perlu modal kembali jika ingin membuat usaha kembali, mencari penghasilan untuk makan sehari-hari saja sudah sulit maka individu akan lebih sulit lagi membuka usaha lain pada masa pandemi.
 
Faktor keluarga, seperti berkurangnya pemasukan dalam keluarga, akan membuat ekonomi dalam keluarga semakin sulit, dengan adanya PHK dan peraturan yang menghambat gerak akan membuat ekonomi keluarga semakin menurun. Bertambahnya kebutuhan – kebutuhan yang diperlukan dalam keluarga dan adanya penderita COVID-19 di lingkungan keluarga kemudian meninggal dunia akan semakin membuat rumit dikarenakan tidak mempunyai penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dan masyarakat sekitar akan menjauh karena takut tertular virus.
 
Faktor komunitas, harga kebutuhan sehari-hari naik di semua tempat, bekerja di sektor UMKM juga merasakan dampak dikarenakan pembeli atau konsumen yang berkurang karena masyarakat susah membeli barang yang mereka butuhkan. Kegiatan-kegiatan ekonomi menurun dan angka pengangguran semakin meningkat karena banyak masyarakat yang diberhentikan dari pekerjaan.
 
Faktor kebijakan, seperti kebijakan-kebijakan pemerintah yang selalu berubah-ubah untuk mengurangi kegiatan di luar rumah seperti PSBB, Lockdown, PPKM dan lainnya membuat masyarakat bingung dan sulit beradaptasi sedangkan bantuan dari pemerintah yang hanya diberikan 3 bulan saat awal pandemi tetap membuat masyarakat yang membutuhkan merasa kurang.
 
Pandemi yang tidak diketahui kapan ujungnya sangat berpengaruh pada ekonomi di Indonesia bahkan dunia. Dampak yang ditimbulkan sangat nyata dan dirasakan oleh semua orang. Semua merasakan kesusahan karena akses gerak yang terbatas karena adanya aturan-aturan yang selalu berubah-ubah. Keadaan yang tidak tidak normal ini membuat seluruh penjuru dunia mengalami kesulitan.
 
Tetapi tahun ini masyarakat sudah diperbolehkan berdagang dan melakukan kembali aktivitas diluar ruangan. Angka penularan COVID-19 juga sudah mulai menurun. Dengan adanya kabar baik seperti ini diharapkan seluruh dunia kembali normal seperti biasanya. Perekonomian, pendidikan, pekerjaan, dan kesehatan bisa kembali normal. Mari bersama - sama melawan dan melewati masa pandemi ini! Tetap jaga kesehatan semuanya!
 
Upaya masyarakat bertahan dari sisi ekonomi di masa pandemi ? 
 
Pada masyarakat menengah kebawah yang kebanyakan bermata pencaharian sebagai pedagang dan pekerja diperusahaan atau instasi milik orang lain, ada beberapa upaya yang mereka lakukan untuk mengatasi ekonomi yang menurun yaitu :
 
Menghemat Konsumsi Makan
 
Pada masa awal pandemi ekonomi masyarakat bawah yang sudah menurun malah makin menurun, sehingga membuat mereka menghemat konsumsi makanan. Masyarakat menghemat dengan cara makan mie instan, telur, tahu, dan tempe agar tidak berat membeli bahan makanan dan mengurangi pengeluaran biaya. Solusi lainnya masyarakat memanfaatkan pekarangan untuk menanam sayuran dan bahan makanan lainnya. Masyarakat berusaha mengurangi konsumi makanan karena tidak tahu kapan pandemi ini berakhir.
 
Memanfaatkan Peluang yang Masih Tersedia
 
Pada masa pandemi sekarang ini kita semua orang harus pintar dalam memanfaatkan peluang yang ada agar bisa bertahan hidup. Misalnya dengan adanya larangan berjualan di pasar maka kita harus memutar otak agar tetap bisa berjualan, bisa dengan menjual barang dagangan kepada tetangga sekitar atau membuka eceran didepan rumah supaya bisa tetap menjualan beberapa dagangan dalam sehari. Meskipun kadang tidak mendapat banyak pembeli namun hal ini harus dilakukan agar tetap bisa mendapatkan penghasilan. Serta masyarakat bisa memanfaatkan sosial media dengan menjual barang secara online.
 
Menjual Aset
 
Pandemi yang tidak kunjung usai membuat semua masyarakat kalangan menengah kebawah mengalami keresahan yang sama. Pandemi membuat ekonomi masyarakat menjadi menurun dan sulit mencari pekerjaan yang menghasilkan uang. Salah satu cara agar mendapatkan penghasilan pada masa pandemi ini dengan menjual aset yang dimiliki. Misalnya jika mempunyai aset kendaraan pribadi seperti mobil dan mempunyai lahan atau tanah, masyarakat bisa menjualnya untuk bertahan hidup. Tidak sedikit masyarakat yang melakukan ini hanya sekedar untuk bertahan hidup sehari-hari.
 
Solusi yang dilakukan?

Virus yang terus menerus bertambah banyak setiap harinya tidak membuat pemerintah tinggal diam. Seluruh dunia membuat aturan untuk mengurangi penyebaran virus. Pemerintah mengeluarkan peraturan 3M yaitu menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker. Hal ini dilakukan agar virus tidak semakin menyebar. Bahkan pemerintah membuat aturan PSBB, Lock down dan PPKM.
 
Pada awal masa pandemi masyarakat kelas bawah yang kesulitan makan dan perekonomiannya juga menurun dikarenakan tidak bekerja diberikan bantuan sembako oleh pemerintah untuk meringankan beban pada masa pandemi. Pada tahun 2021 pemerintah membolehkan para pedagang kembali berjualan tetapi dilarang membuat kerumunan hal ini cukup meringankan masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pedagang.
 
Di Indonesia pada tahun 2021 pemerintah mengalokasikan dana anggaran penanganan COVID-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp. 744,75 triliun, naik dari tahun 2020 lalu sebesar Rp. 699,43 triliun. Pemerintah di Indonesia dan seluruh dunia berharap bisa menangani pandemi yang sangat mengejutkan ini dan bisa memutar roda ekonomi yang menurun supaya bisa kembali naik.
 
Editor: Nurmalia Erni dan Karni
 
Sertifikat
Sertifikat kampung English
Piagam 3

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar

0 comments