LAJU SUMSEL, PALEMBANG - Gubernur Sumsel H. Herman Deru memastikan Sumsel segera miliki Bank Gabah untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakatnya. Hal itu dikatakannya, saat memimpin rapat bersama pimpinan PT Medco Agro Group dan rombongan, di ruang rapat Gubernur, Selasa (6/10/20) siang.
"Penawaran kerjasama ini selaras dengan pikiran Saya, karena 80 persen profesi masyarakat di Sumatera Selatan pertanian. Tambah selaras lagi karena baru diketuk (DPRD) juga BUMD agribisnis yang kita usulkan. Semoga ini menjadi pintu besar kesuksesan kita mengelola pertanian Sumsel," ujar HD.
Sebagai Gubernur yang sangat konsen dengan pertanian, Herman Deru menjelaskan bahwa pengelolaan urusan gabah sampai menjadi makanan yang siap disajikan memang tak bisa dilakukan secara parsial. Karena itu Ia sangat menyambut baik penawaran kerjasama tersebut dengan harapan akan ada peningkatan produksi pertanian agar petani tidak menjadi buruh di tanahnya sendiri.
Salah satu kendala yang kerap diungkapkan HD saat kunjungan kerja menemui petani di desa-desa adalah soal ukuran padi yang masih belum seragam. Hal ini menurutnya berbeda hasil produksi padi di beberapa negara penghasil padi yang terkenal di kawasan Asia.
"Petani bukan hanya butuh modal tapi yang tak kalah penting adalah pembinaan hingga pemasaran. Tapi kita harus seragamkan dulu (padinya) dan kerjasama ini memang harus dilakukan. Karena Saya yakin kesejahteraan masyarakat Sumsel paling mungkin diwujudkan dari sektor pertanian ini," jelasnya.
Sementara itu Ketua Umum Penggilingan Padi Indonesia (Perpadi) Ir Soetarto Alimoeso didampingi (Medco Agro Group) Yana Panigoro, mengatakan, penawaran kerjasama untuk membangun bank gabah di Sumsel dilatarbelakangi banyak hal. Di antaranya Sumsel telah menjadi salah satu penghasil beras utama (surplus) keempat nasional dan penyedia gabah/beras bagi daerah lain di Indonesia.
Kemudian perdagangan gabah ke daerah lain di luar provinsi tidak dibatasi, namun nilai tambah dari hasil industri gabah/beras kurang dinikmati petani dan masyarakat setempat.
Selain itu kata Soetarto selama ini sebagian hasil gabah basah petani dari sejumlah sentra padi di Sumsel banyak yang dibawa keluar daerah. Akibatnya penggilingan padi kecil dengan segala keterbatasannya tidak mampu/kesulitan menyerap gabah setempat. Sehingga banyak yang hanya sebagai penyedia jasa giling dan bahkan banyak yang mati suri.
Untuk itu kata Soetarto Bank Gabah di Sumsel ini perlu dibangun bersama yang akan berfungsi sebagai penyangga/penyedia gabah bagi penggilingan padi kecil.
"Selama ini sebagian gabah dari Belitang wisata kemana-mana, Lampung, Banten, hingga Jabar. Akibatnya penggilingan padi yang kecil jadi mati suri karena tidak mampu bersaing modal. Makanya tim kami ingin berperan disini dan bank gabah Sumsel perlu dibangun agar berfungsi sebagi penyangga penyedia gabah bagi penggilingan padi kecil. Tentunya bekerjasama dengan BUMD Agribisnis," jelasnya.
Dengan adanya Bank Gabah ini lanjut Soetarto diharapkan kesejahteraan petani meningkat, penggilingan padi yang "mati suri" bisa kembali hidup serta terjaganya stabilitas pangan beras dan pangan.
Dalam kesempatan itu, Soetarto tampak didampingi juga oleh Mitra Tani Agro Unggul Group Ir Benny A Kusbini, Polowijo Group Ir Adhie Widiharto. Sementara itu dalam rapat tersebut Gubernur Sumsel H.Herman Deru tampak didampingi Kepala Bappeda Sumsel DR Ir Firmansyah MSc, dan Kepala Dinas Pertanian Sumsel Ir. Antoni Alam MSi. (red)
Editor: Karni
Komentar