LAJU SUMSEL, PALEMBANG -- Rencana pemerintah pusat menerapkan new normal di beberapa daerah di Indonesia agar tetap produktif dalam aktivitas, ditanggapi bijak oleh Gubernur Sumsel H. Herman Deru.
Ditemui sesaat sebelum pulang kantor, pada Selasa (26/5) sore, Herman Deru mengapresiasi terobosan yang sudah didengungkan Presiden Jokowi sejak beberapa waktu terakhir.
Gubernur Sumsel H.Herman Deru bahkan mengatakan, upaya penerapan kebijakan oleh pemerintah tersebut menjadi berita gembira baginya sebagai kepala daerah. Pasalnya sejak Covid melanda 3 bulan terakhir, Ia juga tengah berupaya mencari legal standing untuk memulai kembali kehidupan normal.
Menurut HD, pemerintah tentu tidak serta merta begitu saja mengeluarkan kebijakan untuk melakukan new normal di beberapa daerah. Hal itu bisa dikarenakan pemerintah memang sudah mencermati kasus Covid yang ada dimana sebagian besar merupakan Orang Tanpa Gejala (OTG).
"Nah, untuk mengurangi rasa takut itu tentu pamongnya (pemimpin) harus memberikan informasi agar masyarakat mengetahui tentang sebab akibat virus ini. Dan di sisi lain kita juga tidak boleh gagal ekonomi dan tidak boleh gagal dalam target pembangunan. Maka saya berterimakasih pada Pak Presiden sudah ambil terobosan ini," jelasnya.
Secara rinci HD mengungkapkan bahwa istilah berdamai atau berdampingan dengan Covid itu dapat diartikan secara luas. Yakni dimana semua masyarakat kembali ke penguatan stamina imunitas masyarakat dan disiplin dengan protokol kesehatan dalam beraktivitas saat pandemi. Serta dari sisi sosial bahwa masyarakat juga harus tetap menjaga jarak untuk menghindari droplet saat beraktivitas seperti biasa.
"Ini yang tidak bisa terabaikan jadi selain jaga jarak juga harus pakai masker. Inilah yang disebut normal baru istilah saya inilah normal gaya baru," terang HD.
Disinggung soal kesiapan Sumsel jika ditetapkan sebagai daerah yang harus menerapkan new normal kedepannya, HD mengaku sudah sangat siap.
"Kita gak mau tertinggal new normal ini, juga pertumbuhan ekonomi yang sudah baik sekarang. Makanya hal pertama
yang harus dilakukan adalah sosialisasi yang masif," tambah HD.
Entah itu melalui medsos, media cetak, televisi maupun radio agar masyarakat benar-benar paham bahwa upaya ini merupakan salah satu cara pemerintah untuk mengurangi rasa takut bahwa virus ini belum ada vaksinnya.
"Virus inikan belum ada vaksinnya, masa kita harus tidak berkegiatan. Jadi kita harus berterimakasih kepada Pak Presiden," jelas HD.
Beberapa contoh lain new normal dikatakan HD misalnya adalah aktivitas di pasar tradisional. Dimana meja pedagang dan pembeli bisa diatur sedemikian rupa. Dengan perhitungan pencegahan droplet mulai dari 1-1,5 meter. Serta mulai melengkapi pedagang dengan sarung tangan dan lainnya sehingga kehidupan normal masyarakat memenuhi kebutuhan tetap berlangsung tapi tetap tidak mengurangi produktivitas.
Seperti diketahui saat ini pemerintah tengah bersiap menerapkan tatanan baru atau new normal dalam menjalani aktivitas kehidupan di tengah pandemi Covid-19 di beberapa daerah di Indonesia. Tujuannya tak lain agar masyarakat tetap bisa beraktivitas dengan aman dalam masa pandemi. Caranya dengan menerapkan kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 saat beraktivitas. (MK)
Komentar