LAJU SUMSEL, PALEMBANG -- Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), H Herman Deru secara virtual hadir di Command Center, Rabu (24/11) pagi mengikuti diskusi panel yang diselenggarakan atas kerjasama Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dengan tuan rumah Provinsi Bali.
Terkait dengan diskusi panel yang mengusung tema “Sinergi Pemberantasan Narkoba, Korupsi, dan Terorisme Untuk Pembangunan Sumber Daya” tersebut Gubernur H. Herman Deru menyambut baik, sebab lanjut dia dibutuhkan adanya sinergi semua pihak dalam memberantas narkoba, korupsi dan terorisme di Indonesia.
“Ini merupakan bentuk komitmen bersama dalam mewujudkan Indonesia bebas dari narkoba, korupsi dan terorisme. Terutama di wilayah Sumsel yang status kondusif dan zero konflik. Tentu kita sambut baik kegiatan seperti ini," ucap Herman Deru secara singkat.
Kepala BNN RI, Dr. Petrus R Golose dalam orasinya mengatakan Indonesia merupakan pasar potensial peredaran gelap narkoba karena prevalensi penyalah guna narkoba yang mencapai 1.8 persen atau setara dengan 3.4 juta orang.
“Delapan puluh persen narkoba masuk melewati jalur laut yang sulit untuk dideteksi karena radar yang mereka pakai dimatikan,” ujar mantan Kapolda Bali ini.
Sementara itu Ancaman Narkotika Jenis Baru atau New Psychoactive Substances (NPS) setiap saat bertambah jumlahnya. Dampaknya sangat berbahaya dan sulit untuk di deteksi.
“Ke depan akan diatur korban penyalahguna narkoba tidak dimasukkan kedalam Lembaga Pemasyarakat (LP) melainkan akan direhabilitasi,” tegasnya.
Sedangkan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Drs Firli Bahuri, mengatakan persoalan mendasar bangsa ini adalah penyalahgunaan narkoba, terorisme dan korupsi. Institusi yang lahir pasca reformasi tersebut memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar dalam menjaga bangsa," ujarnya.
Kepala BNPT mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai silaturahmi kebangsaan untuk bersama membangun bangsa.
Ideologi teroris lanjut Kepala BNPT menyebar dengan sangat cepat dengan dan korbannya banyak yang asal dari generasi muda. Mereka dilatih kemudian dikirim ke daerah konflik untuk dilatih berperang ujarnya.
"Virus terorisme sangat berbahaya tanpa kita sadari bisa masuk dan mempengaruhi seseorang paparnya.
Untuk menghindari semakin berkembangnya ideologi terorisme Kepala BNPT mengingatkan tentang pentingnya pempedomani Empat Konsensus Nasional yaitu Melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia, mensejahterkan dan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia.
“BNPT berupaya memberikan penyadaran kepada generasi muda atau milenial agar mereka cinta tanah air," imbuhnya.
Dilain pihak Gubernur Bali, Dr Ir Wayan Konster menyebut, kegiatan seperti ini penting dilakukan sebagai bagian dari upaya dalam mencetak Sumber Daya Manuasi (SDM) yang unggul.
"Saat ini penyalahgunaan narkoba sudah sangat mengkhawatirkan dari semua aspek. Indonesia bukan hanya lagi menjadi tempat transit bagi peredaran narkoba dunia, tetapi sudah menjadi produsen," tegas Wayan Konster dalam sambutannya.
Kapolda Bali, Irjen Pol I Putu Jayan Danu Putra mengatakan, karkoba, korupsi dan terorisme merupakan kejahatan transaksisonal dan kejahatan terorganisir. Karena itu butuh sinergi seluruh komponen dalam pencegahan dalam bentuk tindakan.
“Ke depan Indonesia terbebas dari narkoba, korupsi dan terorisme sehingga terciptanya generasi muda yang siap menyongsong Indonesia emas 2024,” tandasnya.
(ril/hum)
Komentar