LAJU SUMSEL, PALEMBANG --- Aktivis Sumsel, Andrei Utama atau yang biasa dipanggil Bung Rei menegaskan, gencarnya kritik yang ditujukan kepada Gubenur Sumsel, Herman Deru belakangan ini sangat bernuansa politis dan bertujuan untuk menutupi kasus-kasus yang sedang dibongkar Kejaksaan Tinggi Sumsel.
"Masyarakat sudah membaca bahwa gencarnya kritik berbau fitnahan terhadap Herman Deru dilancarkan bersamaan dengan kasus mega korupsi yang sedang heboh saat ini. Hal ini tentu ingin mengaburkan kasus korupsi yang menghebohkan tersebut," tegas Rei.
Menurut Andrei, serangan terhadap Herman Deru adalah lagu lama dan diduga didalangi pemain-pemain lama yang merupakan lawan politik Herman Deru.
"Mereka masih terus mengganggu jalannya pemerintahan HDMY," ujarnya.
Rei membantah fitnah yang menyebutkan Herman Deru telah melakukan KKN dalam pengangkatan pejabat di lingkungan Pemprov Sumsel. Pasalnya, pengangkatan pejabat sudah melalui mekanisme yang diatur dalam peraturan perundangan.
Misalnya melalui lelang terbuka oleh panitia yang melibatkan perguruan tinggi, sehingga siapapun berhak ikut, tidak terkecuali PNS yang masih terbilang keluarga Herman Deru.
"Misalnya Direktur RS Mata saat ini memang adik Herman Deru yang seorang dokter spesialis mata dan pangkatnya sudah memenuhi persyaratan.
Kemudian kakak kandung Herman Deru bernama Peterdono diangkat sebagai Komisaris PTBA oleh Menteri Negara BUMN, karena memenuhi persyaratan dan pengalaman di bidang tambang. Dimana Peterdono adalah mantan Kepala Dinas Pertambangan Lampung dan mantan Kepala Bapenda Lampung.
Mengenai pengangkatan Edi Junaidi dan Noversa menjadi Komisaris Bank Sumsel Babel, itu melalui uji kompetensi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Apalagi Edi Junaidi memang mantan Asisten 1 Pemprov Sumsel. Jadi dimana letak KKN nya. Tuduhan itu mengada ada," tegasnya.
Bahkan sebaliknya, lanjutnya, dari ratusan pejabat Pemprov saat ini, sekitar 80 persen muka-muka lama yang menjabat sejak rezim sebelumnya. Jika Herman Deru mau KKN, tentu dia akan ganti semua pejabat pejabat lama itu. Tetapi kenyataaanya tidak demikian.
"Ini menunjukkan sikap Herman Deru yang obyektif dan melihat seorang pejabat dari sisi profesionalitasnya, bukan suka atau tidak suka," tutup Andrei.
(red/wn)
Komentar