oleh

Pantau PSBB Prabumulih, HD: Boleh Tegas Tapi Harus Tetap Humanis

-Daerah, dibaca 1268 x

LAJU SUMSEL, PRABUMULIH -- Setelah sehari sebelumnya meninjau penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Palembang, Kamis (28/5) siang, Gubernur Sumsel H. Herman Deru beserta rombongan juga mengecek pelaksanaan PSBB di Kota Prabumulih yang mulai diberlakukan pada 26 Mei 2020.

Selain memastikan penerapan PSBB berjalan lancar, peninjauan ini kata HD dilakukannya sekaligus untuk mengevaluasi PSBB tersebut apakah dilanjutkan atau tidak kedepan.
 
Menurut HD kunjungannya beserta staf kali ini juga dalam rangka evaluasi tingkat kesadaran masyarakat setelah PSBB diberlakukan. Apakah kesadaran menerapkan protokol kesehatan semakin baik, termasuk mengecek tingkat pelanggaran yang terjadi. Juga melihat pola hidup sehat masyarakat setempat melalui ketersediaan disinfektan serta hand sanitizer di ruang-ruang publik.
 
"Alhamdulillah Saya hampir tidak melihat orang yang tidak pakai masker. Artinya kesadaran masyarakatnya tinggi. Orientasi kita ini adalah memutus mata rantai covid. Maka poin utama dalam pelaksanaan ini petugas memang harus tegas tapi humanis. Karena ini semata untuk kepentingan masyarakat itu sendiri," beber HD.
 
Pada kesempatan itu HD juga mulai mensosialisasikan rencana pelaksanaan New Normal yang kini tengah digalakkan pemerintah di 25 kota sasaran, termasuk Palembang dan Prabumulih.
 
"Makanya saya investigasi langsung tidak hanya dengar dari laporan saja. Sekalian saya warning juga kalo Prabumulih mau masuk New Normal indikatornya harus dipenuhi dulu," tegas HD.
 
Beberapa indikator yang harus dimiliki kota-kota sasaran New Normal kata HD diantaranya adalah adanya penurunan angka kasus positif Covid, kemudian peningkatan angka kesembuhan pasien Covid serta rendahnya angka kematian akibat virus tersebut.
 
Dijelaskan HD New Normal adalah merupakan sesuatu kebijakan yang cukup ditunggu masyarakat. Seperti misalnya pedagang, pelajar yang ingin semuanya kembali normal. Termasuk juga dalam pelayanan pemerintahan. Oleh karena itu Ia berharap tak hanya Prabumulih, namun kabupaten kota lain juga mulai mempersiapkan diri menghadapi kabar baik tersebut.
 
"Karena kalau kita tidak siap, pemulihan aktivitas juga akan ikut terlambat. Dan jika aktivitas berkurang tentu akan ikut mengurangi produktifitas," jelasnya.
 
Seperti sering dijelaskannya saat ini Pemprov tetap fokus melakukan cegah tangkal Covid. Namun demikian pemerintah juga tetap harus menjaga keseimbangan aspek lain yang tak kalah penting mulai dari kesehatan, ekonomi dan sosial.
 
"Makanya saya apresiasi sekali Prabumulih. Ini kerja luar biasa dari rangking 2 menjadi 7 di Sumsel. Artinya  kepercayaan masyarakat pada pemerintahnya sangat tinggi," tambah HD.  
 
Agar pencegahan penyebaran Covid ini makin maksimal, HD mengatakan kesuksesan PSBB sangat penting. Karena jika PSBB ini berhasil artinya edukasi tentang pentingnya protokol kesehatan masyarakat sudah berjalan sebagaimana mestinya.
 
"Saat ini vaksin dan obat Covid belum ditemukan. Maka kita tidak heran pemerintah kebijakan yakni berdamai dan berdampingan dengan Covid. Kita tidak mau gagal ekonomi dan target pembangunan tidak tercapai. Tapi menyelamatkan nyawa tetap nomor satu. Dan itu sesuatu yang harus kita jaga bersama sekarang," jelasnya.
 
Pada kesempatan itu HD juga tak lupa mengapresiasi Pemkot Prabumulih yang sudah menyalurkan insentif bagi para tenaga kesehatan. Upaya ini diharapkan dapat memompa semangat nakes untuk menghadapi gelombang pasien yang tidak terukur. 
 
Sementara itu Walikota Prabumulih Ridho Yahya mengatakan, selain penyaluran insentif bagi tenaga kesehatan yang sudah dilakukan sebelum Lebaran Idul Fitri 1441 Hijriah, pihaknya juga telah melakukan berbagai upaya memutus mata rantai Covid di Prabumulih.
 
Tak hanya menyemprotkan disinfektan pihaknya bahkan telah mendistribusikan hampir 57 ribu masker ke masyarakat. Agar lebih cepat melakukan pencegahan dan tidak lagi kecolongan, pihaknya bahkan pernah berencana membeli PCR untuk memudahkan pemeriksaan sampel di Prabumulih.
 
"Untuk pasien 02 kami kecolongan. Karena kabar positif itu baru didapat setelah seminggu pasien meninggal. Makanya kami tidak mau lagi kecolongan, karena belum boleh beli PCR kami pakai rapid tes dan sudah 3600 rapid tes yang dimanfaatkan," jelasnya. 
 
Saat ini diakuinya kurva pasien positif Covid sudah mulai stagnan di Prabumulih. Apalagi ditambah PSBB sehingga mereka yakin bisa segera memberlakukan new normal di Prabumulih.
 
Selain memantau penerapan PSBB di titik-titik check poin, Bundaran, Simpang Patung Kuda dan Terminal, Gubernur Sumsel H. Herman Deru juga meninjau pasar pagi yang ada di dalam terminal.
 
Disini Gubernur HD melihat langsung skema social distancing yang diterapkan bagi pedagang pasar. Sebelumnya Gubernur HD juga memberikan arahan langsung terkait cegah Covid pada Gugus Tugas Penanganan Covid di Kantor Walikota Prabumulih. (MK)
Sertifikat
Sertifikat kampung English
Piagam 3

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar

0 comments