oleh

Anjing dengan Rabies: Sekali Gigit, Nyawa Menjerit

-Opini, dibaca 607 x

Penulis:

Khistian Damayanti, Ade Mutiara Rosalinda, Karolina Sinuraya, Fadillah Hairunisah, Annisah Larashaty. S

(Mahasiswa S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Sriwijaya)

Editor : Fadillah Hairunisah
 
  
 
Kasus Rabies biasanya menyerang anak kecil yang suka bermain dengan hewan peliharaan. Apalagi hewan yang berpotensi memiliki penyakit rabies. Baru-baru ini, seorang anak asal Lemukih, Buleleng dikabarkan meninggal dunia karena Rabies. Anak tersebut bernama Yudi Arta yang usianya baru menginjak empat tahun. Diduga Yudi tengah bermain lalu terkena gigitan anjing pada lengannya. 
 
Yudi dibawa oleh orang tuanya ke RSUD Buleleng setelah mengalami gejala suspek rabies, berupa demam tinggi, sakit pada bagian kaki dan dada, tidak mampu menelan air, gelisah saat terkena angin, serta gelisah saat melihat cahaya. Yudi meninggal karena telat mendapatkan penanganan pasca terinfeksi karena dia tidak dibawa ke fasilitas kesehatan guna mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR). Ia dibawa setelah tiga bulan kejadian digigit oleh anjing itu. Hal ini mengakibatkan, korban meninggal dunia saat masih dalam perawatan medis. 
 
Rabies (anjing gila) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan karena gigitan pada luka terbuka di kulit terbuka sehingga air liur (anjing, kucing, kera) yang memiliki virus rabies ini tersebar dalam tubuh dan menyebabkan terjadinya penurunan fungsi saraf pusat pada manusia. Menurut data Kementerian Kesehatan (KemenKes) tercatat sebanyak 404.306 kasus dengan 544 kematian gigitan hewan penularan rabies (GHPR) sepanjang lima tahun terakhir. 
 
Lima provinsi dengan kasus terbanyak berasal dari provinsi Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan informasi dari Badan Kesehatan Hewan Dunia (OIE), setiap sembilan menit satu orang meninggal dunia karena rabies. Sementara setiap tahun, rabies membunuh hampir 59.000 orang di seluruh dunia. Dan lebih dari 95% kasus rabies pada manusia akibat gigitan anjing yang terinfeksi rabies.
 
Gejala dan Penyebab Rabies
 
Sumber : https://images.app.goo.gl/5xRabYLDc3yLi1XCA
 
Pasien yang tertular rabies ini memiliki gejala pada tubuh seperti demam, sakit kepala, kelebihan air liur, kejang otot, kelumpuhan. Dan pada mentalnya ia akan berhalusinasi, ketakutan yang berlebih, menurunnya tingkat kesadaran. Gejala pertama ini biasanya terjadi dalam kurun waktu 35-65 hari. Penyebabnya adalah masuknya virus rabies yang ditularkan melalui air liur hewan yang terinfeksi dan masuk melalui luka yang terbuka karena gigitan. Seseorang yang menderita penyakit ini, kondisi tubuhnya akan sangat lemah. Dan apabila tidak diobati rabies tidak diobati segera setelah terekspos, hampir selalu akan berujung ke koma, kejang, dan kematian biasanya terjadi dari hari ke-empat hingga hari ke-tujuh setelah terjadinya gejala-gejala. Pasien rabies tidak dapat disembuhkan hanya terdapat cara penanganan saja. Penyakit ini juga dapat menular dari manusia ke manusia lainnya.
 
Dalam hal ini, pemerintah dapat melakukan program kampanye dengan sosialisasi dan edukasi mengenai urgensi isu penyakit rabies yang dapat menyebabkan kematian. Kampanye ini dilaksanakan dengan pentas drama virtual anak bertema “Aku dan Hewan Kesayanganku Bebas Rabies”. Dengan pemberian informasi mengenai penyakit rabies. Mengenal apa itu rabies, bahaya rabies, tindakan yang dilakukan jika digigit hewan penular rabies, cara menghindari gigitan anjing serta memelihara hewan kesayangan yang baik melalui konsultasi ke dokter hewan dan pentingnya vaksinasi rabies secara rutin pada hewan dan masih banyak lagi. 
 
Peran Generasi Muda dalam Penanggulangan Penyakit Rabies 
 
Berkaitan dengan hal ini, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga perlu melakukan sosialisasi ke berbagai sekolah agar pemahaman generasi muda terhadap penyakit rabies dapat meningkat. Setelah pembekalan pemahaman tersebut, generasi muda Indonesia juga harus turut serta dalam melakukan penanggulangan dan pencegahan penyebaran penyakit rabies. Salah satunya, seseorang yang memiliki hewan peliharaan dirumahnya harus divaksinasi. 
 
Vaksinasi pada hewan yang berpotensi rabies ini merupakan salah satu langkah pencegahan yang sangat penting. Namun, pada kenyataannya berdasarkan data hewan yang terinfeksi, 86% nya merupakan hewan yang tidak di vaksinasi. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat masyarakat yang mengabaikan protokol kesehatan pada pemeliharaan hewan. Masyarakat seolah tutup mata akan vaksinasi rabies ini. Sehingga, generasi muda memiliki peran dengan melakukan penyuluhan sederhana dari lingkungan di sekitar tempat tinggalnya. Menyadarkan tetangga maupun kerabatnya agar melakukan vaksinasi terhadap hewan yang berpotensi rabies. Karena dengan adanya dorongan dan motivasi maka akan timbul kemauan dan tindakan pencegahan.
 
Sumber : https://images.app.goo.gl/VsKBTm2CFakHPgaRA
 
Berdasarkan pemaparan kasus penyakit rabies di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pencegahan dapat dilakukan dengan adanya kesadaran individu terhadap seberapa bahayanya apabila tertular. Apabila masyarakatnya sendiri melakukan pencegahan dari berbagai bidang. Misalnya, kesadaran menjaga kebersihan lingkungan, menjaga kebersihan hewan peliharaan, melakukan vaksinasi terhadap hewan peliharaan, jangan melakukan kontak dengan hewan yang memiliki penyakit rabies, dan masih banyak lagi kegiatan lainnya yang dapat dilakukan. 
 
Sertifikat
Sertifikat kampung English
Piagam 3

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar

0 comments