oleh

Diprediksi Musim Paceklik di Pagar Alam Bakal Panjang?

-Daerah, dibaca 1810 x

LAJU SUMSEL, PAGAR ALAM - Sebagai daerah yang mayoritasnya petani dan roda penggerak ekonominya sangat bergantung komoditas kopi, kota Pagar Alam setiap tahun selalu mengalami musim Paceklik. 

Musim paceklik ini lantaran indikator ekonomi utama daerah ini sangat dipengaruhi oleh masa panen buah kopi yang hanya terjadi satu tahun sekali, sehingga interval waktu antara usai masa panen hingga panen kembali itulah yang oleh masyarakat kota Pagar Alam disebut sebagai musim Paceklik yang biasanya berlangsung antara bulan Agustus hingga Mei. 
 
Pada masa ini (Paceklik) otomatis roda perekonomian melambat serta tingkat konsumsi mayoritas masyarakat kota Pagar Alam menurun dan berada di titik terendah sehingga terimbas pada sektor perdagangan dan lainnya. 
 
Berbagai usaha sudah ditempuh pemerintah untuk menghilangkan stigma Paceklik yang sudah menjadi momok ini. Mulai dari membantu petani teknik memperbanyak hasil panen dengan metode sambung pucuk kopi dan sebagainya. Namun nyatanya selain soal teknis pertanian, cuaca dan iklim juga sangat mempengaruhi apakah musim Paceklik akan berlangsung singkat atau panjang. 
 
Seperti yang dituturkan Wansah (47), seorang petani pekebun kopi kepada media Laju Sumsel, yang mengatakan bahwa musim Paceklik tahun ini nampaknya akan berlangsung panjang. 
 
Alasannya, masa panen raya buah kopi yang diperkirakan pada bulan Mei mendatang tidak akan menghasilkan buah yang banyak. Pasalnya curah hujan tinggi disertai badai angin pada bulan-bulan sebelumnnya telah membuat bunga kopi yang bakal menjadi buah akan rontok, terutama di wilayah perkebunanan di dataran yang lebih tinggi. 
 
Wansah, memperkirakan akibat kondisi ini, tanaman kopi hanya akan berproduksi  50 persen saja dan ini sangat mempengaruhi pendapatan petani yang setahun sekali ini, sehingga hal inilah yang menjadi alasannya musim Paceklik tahun ini akan berlangsung panjang. 
 
"Curah hujan tinggi disertai badai angin beberapa bulan yang lalu membuat bunga dan buah muda kopi banyak yang rontok sehingga perkiraan saya tahun ini panen tinggal hanya setengahnya saja dan paceklik bakalan panjang," keluhnya, Sabtu (12/02).
 
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) kota Pagar Alam pernah memaparkan bahwa daerah atau wilayah terlalu mengandalkan sektor pertanian dan perkebunan seperti kota Pagar Alam akan selalu berada pada ancaman kemiskinan dengan indikator hasil panen yang tidak menentu. Faktor iklim dan cuaca serta fluktuasi harga komoditi sehingga mayoritas masyarakat kota Pagar Alam mempunyai metode menahan pola konsumsinya yang terjadi pada interval waktu selama belum masuk masa panen buah kopi yang mengakibatkan sektor perdagangan umum menjadi korbannya. 
 
"Mayoritas masyarakat kota Pagar Alam mempunyai pola menahan konsumsinya sebab musim panen hanya berlangsung setahun sekali ditambah fluktuasi harga serta iklim sangat mempengaruhi hasil panen dan tingkat pendapatan juga konsumsi masyarakat. Hal inilah yang menjadi indikator utama makro ekonomi daerah ini," jelas Kepala BPS kota Pagar Alam, Dedi Fahlevi M.Si, kepada media Laju Sumsel beberapa waktu lalu.
 
Laporan: Taufik Hidayat

Sertifikat
Sertifikat kampung English
Piagam 3

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar

0 comments