Oleh:
Aisyah Maharani, Ajeng Dianti Rahayu, Aura Diva, Ayatussholikhah Qurrota A'yun, Defa Nuzul Nabila, Fitriani, Kania Aisyah, Molas Maryunisa, Nafisah Indriani, Putria Putri Ichsani, & Vina Damayanti
Mahasiswa Prodi Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsri
Kementrian Kesehatan mulai memperkenalkan slogan “Isi Piringku” sebagai pengganti dari slogan “4 sehat 5 sempurna” sebagai pedoman makan sehari-hari untuk memenuhi gizi seimbang. Isi piringku merupakan program bagi masyarakat dalam memahami tentang porsi makan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan gizi. Isi piringku merupakan pengganti konsep 4 sehat 5 sempurna, porsi isi piringku terdiri dari makanan pokok yakni karbohidrat sebanyak 2/3 porsi dari 1⁄2 piring lalu dilengkapi dengan lauk pauk sebanyak 1/3 dari 1⁄2 piring.
Anak sekolah merupakan kelompok usia berkisar 6-12 tahun. Anak sekolah yang sehat memiliki ciri ciri banyak bermain di luar rumah, melakukan aktifitas fisik yang tinggi, serta beresiko terpapar sumber penyakit dan perilaku hidup yang tidak sehat. Pada tahap ini, anak masih tumbuh sehingga kebutuhan zat gizi juga meningkat. Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi makanan setiap hari berperan besar untuk kehidupan anak tersebut. Jika asupan gizi tidak terpenuhi dengan cukup maka akan timbul beberapa masalah gizi seperti KEP (Kekurangan Energi Protein), Kegemukan, dan Anemia. Pedoman “Isi Piringku” sebaiknya di terapkan dengan baik untuk anak sekolah karena di dalam anjuran tersebut terdapat beragam makanan yang dapat memenuhi kebutuhan gizi anak-anak.
Survey Etnografi
Survey ini dilakukan secara turun langsung ke lapangan untuk menemui sasaran, dalam hal ini yaitu anak usia sekolah. Survey di lakukan di 4 lokasi. 2 lokasi di Palembang dan 2 di Indralaya. Untuk lokasi di Palembang terdapat di Kemuning dan Lorok Pakjo. Sedangkan untuk lokasi di Indralaya terdapat di Desa Bakung dan Desa Tanjung Agung. Survey dilakukan dua hari dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Survey menyediakan pertanyaan pertanyaan untuk meneliti pengetahuan isi piringku. Responden dalam survey ini di datangi lansung dengan metode door to door. Survey dilakukan dengan cara pengisian kesioner, wawancara dan penejelasan mengenai isi piringku kepada anak sekolah. Terdapat 33 responden yang ada dengan rentang usia 7-12 tahun.

Apa yang anak hebat ketahui mengenai Isi Piringku?
1. Pengetahuan Isi Piringku
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diperoleh manusia yang berhubungan dengan suatu objek dimana objek tersebut dapat tersimpan dalam pikiran manusia dan dapat diungkapkan melalui Bahasa atau kegiatan. Pengetahuan mengenai pedoman “Isi Piringku” menjadi gerbang awal perubahan perilaku dan perbaikan masalah gizi. Namun, sayangnya pengetahuan mengenai “Isi Piringku” pada anak sekolah tidak banyak diketahui. Ketika responden di tanya mengenai “Isi Piringku” kebanyakan anak menjawab “idak” atau “belum tahu” bahkan ada yang menjawab “baru dengar”. Sosialisasi dalam bentuk penyuluhan atau sebagainya perlu di perbanyak terutama pada lingkungan sekolah untuk meningkatkan pengetahuan mengenai “Isi Piringku”.
Dari hasil statistic survey diketahui tingkat pengetahuan responden masih tidak rata, dari 33 responden 19 orang (57%) memiliki pengetahuan yang sudah baik 36% sangat baik dan 6% cukup.
2. Frekuensi Makan Utama
Kebutuhan zat gizi anak usia 6-9 tahun dipenuhi dengan makan utama 3 kali sehari (sarapan, makan siang dan makan malam) dan disertai makanan selingan sehat. Untukk menghindari atau mengurangi anak anak mengkonsumsi makanan yang tidak sehat dan tidak bergizi di anjurkan agar selalu makan Bersama keluarga. Dari hasil survey didapatkan bahwa anak sekolah lebih sering makan utama pada malam dan siang hari dikarenakan mereka sibuk bersekolah. Seperti yang disampaikan salah satu responden Ketika ditanya berapa frekuensi makan dalam sehari, responden tersebut menjawab “dominan makan siang dan malam” tetapi kebanyakan responden juga menjawab “3 kali” untuk frekuensi makan sehari.
3. Makanan Kesukaan
Tingkat kesukaan adalah kesanggupan seseorang untuk menghabiskan makanan yang disajikan. Segi social budaya pangan berhubungan dengan konsumsi makanan dalam menerima atau menolak dalam bentuk atau jenis makanan tertentu. Pada keempat wilayah yang dilakukan survey, anak sekolah cenderung suka dengan makanan jajanan yang terdapat di sekolah. Beberapa anak menyebutkan makanan apa saja yang mereka sekolah seperti “suka ciki dan coklat” ucap salah satu anak. Selain itu ada jajalanan lain seperti bakso bakar dan seblak sebagai jajanan kesukaan. Pada umumnya makanan tersebut cenderung kurang sehat untuk dikomsumsi terus menerus dan harus dikurangi untuk mencegah timbulnya penyakit.
4. Konsumsi Sayur dan Buah
Sayuran merupakan bahan pangan yang berasal dari tumbuhan yang memiliki kandungan air tinggi, sedangkan buah buahan merupakan sumber berbagai vitamin (Vit.A, B, B1, B6, C), Mineral dan serat pangan. Dari hasil survey didapatkan banyak anak yang menyukai sayur dan buah saat ditanya apakah menyukai sayur dan buah. Anak tersebut juga menjabarkan sayur dan buah yang di suka, “semua sayur suka” “sayur nagka, sayur asem, sayum bayam, sayur sop” dan “rambutan, stoberi, anggur”
Editor: Najmah, Indah Purnama Sari dan Ardhia Valda Gatari

Komentar