oleh

Diabetes: Si Manis Berujung Kronis

-Opini, dibaca 581 x

Penulis: 

Muhammad Buana Firzatulloh, Naurah Salsabila, Nabila Putri Gumay, Alzikra Arfi, Salwa Safirah

(Mahasiswa S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat FKM Universitas Sriwijaya)

Editor : Naurah Salsabila
 
 
 
Source : https://www.alodokter.com/ 21/01/2021/kondisi-diabetes-yang-membutuhkan-suntik-insulin-dan-cara-pemakaiannya
 
 
Seiring bertambahnya usia, seseorang tentunya akan semakin mudah berisiko terkena suatu penyakit, terutama penyakit yang disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, salah satu contoh penyakitnya yaitu diabetes. Perlu diketahui bahwa penyakit diabetes dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lansia yang memiliki pola hidup tidak sehat. Adapun beberapa tokoh dunia yang hidup berdampingan dengan penyakit diabetes, contohnya seperti Larry King (seorang Host acara Talkshow terkenal di dunia), Tom Hanks (aktor film terkenal), dan George Lucas (pencipta film Starwars).
 
Penyakit diabetes ini juga termasuk salah satu penyakit yang berbahaya hingga dapat berdampak pada kematian. Adapun beberapa tokoh dunia yang meninggal akibat diabetes, diantaranya yaitu Alexander Graham Bell (seorang penemu telepon pertama kali), Johnny Cash (seorang penyanyi sekaligus penulis lagu dan aktor terkenal), dan Carrol O’Connor (seorang aktor, produser sekaligus sutradara dari Amerika). Dari kasus tersebut, penyakit diabetes telah menjadi persoalan kesehatan yang serius dan setiap masyarakat perlu mengetahuinya, lalu apa sebenarnya diabetes itu? Dan bagaimana agar kita dapat terhindar dari penyakit yang berbahaya ini? Simak pembahasannya di bawah ini.
 
Apa Itu Diabetes?
 
Diabetes merupakan penyakit degeneratif yang sifatnya kronis dan termasuk Non-Communicable Disease (NCD). NCD adalah sebuah penyakit yang bukan diakibatkan oleh infeksi. Namun, NCD adalah penyakit yang diakibatkan oleh penurunan fungsi organ yang berhubungan dengan pola hidup.
 
Secara umum, diabetes terbagi menjadi dua macam yaitu diabetes melitus dan diabetes insipidus. Diabetes melitus dan diabetes insipidus memang terdengar hampir mirip, namun keduanya masih terdapat perbedaan. Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis dimana organ pankreas sudah tidak dapat menghasilkan insulin secara cukup atau saat tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan sehingga menyebabkan peningkatan konsentrasi glukosa dalam darah (hiperglikemia). Sedangkan diabetes insipidus tidak berhubungan dengan pankreas dan glukosa dalam darah, melainkan terjadi akibat kekurangan hormon ADH. Jadi, dapat dikatakan bahwa penyakit diabetes yang berpengaruh terhadap kadar glukosa dalam darah yaitu diabetes melitus.
 
Klasifikasi Diabetes Melitus
 
Klasifikasi penyakit diabetes terbagi menjadi 4 tipe, diantaranya yaitu tipe 1, tipe 2, tipe 3 dan tipe gestasional. Diabetes melitus tipe 1 merupakan penyakit autoimun kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan pankreas dalam memproduksi hormon insulin dan biasanya terjadi pada anak-anak bahkan remaja. Sedangkan, diabetes melitus tipe 2 disebabkan oleh faktor gaya hidup yang biasanya lebih sering terjadi pada orang dewasa dan lansia. Sementara itu, diabetes melitus tipe 3 disebabkan oleh kurangnya suplai insulin ke otak  sehingga dalam waktu lama akan memicu penyakit alzheimer yang biasanya terjadi pada orang lansia. Adapun diabetes tipe gestasional biasanya terjadi pada ibu hamil yang disebabkan oleh plasenta ibu hamil terus menghasilkan sebuah hormon khusus.
 
Data Diabetes Melitus di Dunia

Pada tahun 2019, International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan bahwa sedikitnya terdapat 463 juta orang pada usia 20-79 tahun di dunia yang menderita diabetes melitus atau setara dengan angka prevalensi sebesar 9,3% dari total penduduk pada usia yang sama. Sementara berdasarkan jenis kelamin, IDF memperkirakan prevalensi diabetes melitus sebesar 9% pada perempuan dan 9,65% pada laki-laki. Proporsi kematian akibat penyakit diabetes melitus dari seluruh kematian akibat penyakit tidak menular yaitu sebesar 4%.
 
Sedangkan pada tahun 2021, International Diabetes Federation (IDF) mencatat 537 juta orang dewasa (umur 20 - 79 tahun) atau 1 dari 10 orang hidup dengan diabetes melitus di seluruh dunia. Diabetes melitus juga menyebabkan 6,7 juta kematian. Kematian akibat diabetes melitus terjadi pada negara dengan pendapatan rendah dan menengah dengan proporsi sebesar 80%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jumlah penderita diabetes dari tahun 2019-2021 mengalami peningkatan.
 
Data Diabetes Melitus di Indonesia
 
Diabetes melitus telah menjadi salah satu penyakit kronis yang menyebabkan kematian tertinggi di Indonesia. Indonesia menjadi negara dengan jumlah penderita diabetes terbesar kelima di dunia. Berdasarkan laporan International Diabetes Federation (IDF), ada 19,5 juta warga Indonesia berusia 20-79 tahun yang mengidap penyakit tersebut pada 2021. 
 
Menurut data World Health Organization (WHO), estimasi jumlah penderita diabetes melitus di Indonesia akan mendapatkan peringkat keempat yaitu dengan 21,3 juta penduduk pada tahun 2030. Dari data di atas, maka kasus diabetes melitus di Indonesia perlu diimbangi dengan upaya pencegahan dan pengobatan untuk penderita diabetes melitus.
 
Penyebab Diabetes Melitus

Source: http://mama-aqeef.blogspot.com/26/04/2017/bantu-turunkan-berat-badan.html 
 
Source : Pinterest/Freepik
 
Faktor penyebab terjadinya penyakit diabetes melitus yang menyerang seseorang dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor penyebab yang tidak dapat dikontrol dan faktor penyebab yang dapat dikontrol.
 
1.      Faktor Penyebab yang Tidak Dapat Dikontrol
 
Faktor penyebab ini merupakan sebab-sebab yang telah ada sejak lahir sehingga tidak dapat diubah, di antaranya adalah faktor usia; kondisi berat badan bayi saat lahir; serta faktor keturunan atau genetika.
 
2.      Faktor Penyebab yang Dapat Dikontrol
 
Faktor penyebab ini disebabkan oleh gaya hidup seseorang, diantaranya yaitu kebiasaan merokok; obesitas atau kegemukan; jarang berolahraga; penderita hipertensi yang berisiko terkena diabetes melitus; tingginya kadar kolesterol; PCOS (Polycystic Ovary Syndrome); serta yang paling utama yaitu pola makan yang tidak sehat seperti banyak mengonsumsi makanan manis dan minuman manis.
 
Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan sebanyak 47,8% responden mengonsumsi makanan manis sebanyak 1-6 kali per minggu, serta 61,3% orang yang mengonsumsi minuman manis sebanyak lebih dari 1 kali dalam sehari. Tingginya prevalensi ini menunjukkan bahwa konsumsi dari makanan dan minuman manis berkontribusi pada munculnya gejala diabetes pada usia muda.
 
Makanan dan minuman kemasan juga perlu diperhatikan kandungan gulanya supaya kadar gula tubuh terjaga. Kebanyakan orang di usia muda cenderung mempunyai pola makan yang tidak sehat.
 
Gejala Diabetes Melitus
 
Source :  https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/06/12/2018/penyakit-diabetes-melitus/apa-saja-gejala-penyakit-dm 

Gejala yang dialami oleh penderita diabetes melitus tipe 1 dapat berkembang secara cepat dalam waktu beberapa minggu atau bahkan beberapa hari saja. Sedangkan gejala pada diabetes melitus tipe 2, banyak penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah menderita diabetes selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak spesifik. Adapun gejala pada diabetes melitus tipe 3 terjadi ketika kekurangan metabolisme glukosa di otak pada lansia. Sementara itu, gejala pada diabetes gestasional muncul ketika kadar gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia) yang terjadi pada ibu hamil.
 
Berikut ini terdapat beberapa gejala yang dialami oleh penderita diabetes melitus tipe 1, 2, dan gestasional, diantaranya seperti penurunan berat badan secara terus-menerus; nafsu makan meningkat; intensitas buang air kecil meningkat di malam hari; merasa kesemutan atau mati rasa akibat syaraf mulai rusak; penglihatan menurun dan kabur; mudah terjadi luka dan susah kering atau sembuh; serta terjadi infeksi jamur di bagian mulut ataupun pada vagina. Adapun gejala yang dialami oleh penderita diabetes melitus tipe 3, diantaranya yaitu hilang ingatan, kebingungan, pikiran yang tidak teratur, kecemasan, bahkan kesulitan mengenali keluarga dan teman.
 
Komplikasi Diabetes Melitus
 
Komplikasi diabetes melitus sangat mungkin terjadi dan dapat menyerang ke seluruh organ tubuh, mulai dari mata hingga ujung kaki. Komplikasi jangka panjang sering disebut dengan komplikasi diabetes kronis, biasanya berkembang secara bertahap saat diabetes tidak dapat dikelola dengan baik. Tingginya kadar gula darah yang tidak terkontrol dari waktu ke waktu akan meningkatkan risiko komplikasi, yaitu kerusakan serius pada seluruh organ tubuh.
 
 Beberapa komplikasi jangka panjang (kronis) pada penyakit diabetes melitus, diantaranya yaitu gangguan pada mata (retinopati diabetik), kerusakan ginjal (nefropati diabetik), kerusakan saraf (neuropati diabetik), masalah pada kulit dan luka di kaki, serta mengalami penyakit kardiovaskular.
 
Pencegahan Diabetes Melitus
 
Source :  https://gendhismanis.id/pengelolaan-diabetes-melitus.html 
 
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang dapat menyerang siapa saja dan kapan saja. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan agar dapat terhindar dari penyakit diabetes melitus. Upaya pencegahan diabetes melitus, diantaranya seperti menerapkan pola makan yang sehat, membatasi makanan dan minuman yang tinggi gula, menghentikan kebiasan merokok, rutin olahraga secara teratur, menjaga berat badan tetap ideal dengan terus mengukur menggunakan kalkulator BMI (Indeks Massa Tubuh), kelola stress dengan baik karena stress menyebabkan tubuh melepaskan hormon, serta rutin periksa gula darah secara teratur.
 
Isu penyakit diabetes melitus telah menyebar luas di beberapa negara. Oleh karena itu, kita sebagai makhluk yang peduli dengan kesehatan harus melakukan upaya-upaya untuk mencegah diri kita dan orang disekitar kita dari penyakit diabetes melitus, serta mencegah terjadinya komplikasi yang diakibatkan oleh penyakit ini. Sehingga dengan adanya upaya-upaya yang kita lakukan, maka kita dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang maksimal.
 
REFERENSI :
 
Adrian, K., 2020, Komplikasi Diabetes Melitus Bisa Menyerang Mata Hingga            Ujung Kaki, https://www.alodokter.com, diakses pada 20 November 2022             pukul 17:00.
 
Antari, N. K. N., Esmond, H. A., & Rai Purnami, S. P. DIABETES MELITUS       TIPE 2.
 
Dr. Aninditha, L. 2013. 7 Tokoh Terkenal Yang Hidup Dengan Diabetes, https://www.slideshare.net/tanyadok/slide-show-7-tokoh-terkenal-hidup-            dengan-diabetes, diakses pada 2 Desember 2022 pukul 10:30.
 
Dr. Makarim, F.R. 2022. Diabetes, https://www.halodoc.com/kesehatan/diabetes,             diakses pada 11 November 2022 pukul 15:33.
 
Fauzi, M. 2020. Penyebab dan Gejala Diabetes, https://www.herminahospitals.com, diakses            pada 20 November 2022             pukul 15:00.
 
Kemala, F. 2021. Diabetesi Bisa Hidup Sehat, Ini Pilihan Pengobatan untuk             Diabetes, https://hellosehat.com/diabetes/pengobatan-diabetes/, diakses             pada 21 November 2022 pukul 17:00.
 
Mahdi, M.I. 2022. Penderita Diabetes Indonesia Terbesar Kelima di Dunia, https://dataindonesia.id/ragam/detail/penderita-diabetes-indonesia-            terbesar-kelima-di-dunia, diakses pada 2 Desember 2022 pukul 08:49.
 
Pangestika, H., Ekawati, D., & Murni, N. S. 2022. Faktor-Faktor Yang             Berhubungan Dengan Kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2. Jurnal’Aisyiyah             Medika, 7(1).
 
Sufyan, M. 2016. 3 Orang Terkenal yang Meninggal karena Diabetes, https://m.liputan6.com/health/read/2418812/3-orang-terkenal-yang-            meninggal-karena-diabetes, diakses pada 2 Desember 2022 pukul 10:22.
 
WHO. 2021. Diabetes,  https://www.who.int/health-topics/diabetes, diakses pada    10 November 2022 pukul 20:24.
 
Sertifikat
Sertifikat kampung English
Piagam 3

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar

0 comments