oleh

Transmigrasi di Indonesia, Efektif ngga sih?

-Opini, dibaca 722 x

Penulis: 

Siske Septiana, Putri Thalia Fortuna S., Naurah Salsabila Lukita, Syairah Salsabila, Annisa Soraya Salsabila, Mutia Andriani.

(Mahasiswa S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya)

Editor : Siske Septiana

 
 
Sumber : https://www.hukumonline.com/klinik/a/apakah-transmigran-dapat-menjual-lahan-yang-diberikan-pemerintah-lt58db2508571ed
 
 
 
Menurut PBB, data populasi manusia mencapai 7,94 Milyar. Namun, dari data pemerintah pada tahun 2022 populasi manusia mencapai 275 juta manusia. Secara keseluruhan, kenaikan jumlah penduduk rata-rata mencapai 20% setiap 10 tahun. Berdasarkan data kependudukan tahun 2015, Indonesia masuk dalam peringkat ke-4 dengan kepadatan penduduk terbesar di dunia. Kepadatan penduduk adalah banyaknya jumlah penduduk yang ada atau tinggal di suatu wilayah.
 
Ciri dan Faktor Penyebab Pemukiman yang Padat Penduduk
 
Pemukiman yang padat akan penduduk biasanya memiliki ciri-ciri seperti dihuni oleh jumlah penduduk yang padat atau banyak, baik karena pertumbuhan akibat kelahiran maupun karena urbanisasi. Selain itu, lingkungan yang kotor, jorok, tidak sehat, tidak teratur, sanitasi lingkungan yang buruk, serta tidak adanya sumber air bersih juga menjadi ciri pemukiman padat penduduk. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan munculnya kepadatan penduduk, antara lain kondisi alam sangat berpengaruh terhadap kepadatan penduduk, tersedianya lapangan pekerjaan yang menarik banyak orang, kemudahan pemenuhan kebutuhan sosial masyarakat, tingginya angka urbanisasi, dan tidak mengikuti program Keluarga Berencana (KB).
 
Dampak Pemukiman Padat Penduduk
 
Pemukiman padat penduduk tentunya memiliki banyak dampak ditimbulkan, ada dampak negatif dan dampak positif. Dampak negatif yang ditimbulkan dari kepadatan penduduk antara lain jika pertumbuhan penduduk biarkan secara terus-menerus maka kemungkinan besar angka kemiskinan akan terus bertambah. Pertumbuhan penduduk yang terus mengalami peningkatan membuat semakin banyak manusia melakukan berbagai macam aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Hal ini, menyebabkan jumlah populasi semakin meningkat, akibatnya pertumbuhan penduduk menjadi tidak seimbang dengan jumlah produksi pangan dan menyebabkan kekurangan pangan. 
 
Selain itu, meningkatnya jumlah penduduk akan diringi pula dengan meningkatnya penggunaan sumber alam hayati sehingga dapat merusak ekosistem hutan, serta timbulnya pemukiman atau daerah kumuh di perkotaan. Meskipun memiliki banyak dampak negatif, tetapi kepadatan penduduk juga memiliki dampak positif, seperti memiliki SDM yang cukup untuk tenaga kerja, meningkatnya laju perekonomian Indonesia yang berpengaruh besar terhadap kesejahteraan bangsa dan negara, merangsang pertumbuhan ekonomi, meningkatkan permintaan barang konsumsi, jumlah penduduk yang besar dapat mendorong dan meningkatkan produksi yang berakibat pada perluasan usaha dan pendirian usaha baru pada sektor produksi.
 
Bagaimana Upaya Mengatasi Kepadatan Penduduk?
 
Upaya mengatasi kepadatan pemukiman penduduk harus diatasi dengan rencana yang terorganisir dan dijalankan secara berkelanjutan. Karena masalah ini bukan masalah sepele yang bisa langsung teratasi, atau dengan kata lain upaya mengatasi masalah ini butuh waktu atau berproses. Masalah ini juga berkaitan dengan pola pikir masyarakat, sehingga selain program-program yang diselenggarakan pemerintah, dibutuhkan kerjasama masyarakat demi kelancaran dan keberhasilan program. Beberapa upaya yang dapat dilakukan yaitu program KB untuk mengontrol angka kelahiran, penyediaan lapangan kerja, meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat, serta pengadaan transmigrasi.
 
Apa Itu Transmigrasi?
 
Transmigrasi adalah perpindahan masyarakat dari kota ke desa atau dari tempat yang ramai ke tempat yang sepi. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menekan tingginya angka kepadatan penduduk di wilayah tertentu. Transmigrasi memiliki dampak positif dan negatifnya tersendiri. Dampak positif yang diharapkan dari transmigrasi adalah pemerataan pembangunan dari kota ke desa, naiknya tingkat pelayanan kesehatan di kedua daerah tersebut, menambahnya lapangan kerja sehingga mengurangi angka pengangguran, dll. Dampak negatifnya, dapat berupa konflik antara transmigran dan pribumi yang berujung kegagalan transmigrasi. Efektifitas transmigrasi dapat dilihat dari partisipasi masyarakat setempat.
 
Catatan Keberhasilan Transmigrasi di Era Pak Soeharto
 
Salah satu contoh program transmigrasi yang pernah terjadi di Indonesia adalah transmigrasi pada masa orde baru atau pada zaman pemerintahan presiden Soeharto, program tersebut tentunya memiliki beberapa keberhasilan. Pada masa pemerintahan tersebut terdapat penurunan angka kemiskinan yang cukup signifikan. Pada tahun 1976,  jumlah penduduk miskin di Indonesia ada sekitar 54,2 juta orang atau 40,08 persen dari jumlah penduduk pada tahun 1996, jumlah penduduk miskin telah berkurang menjadi 22,5 juta orang atau hanya 11,34 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Selain itu, ekonomi di Indonesia juga mengalami pertumbuhan yang pesat. Pada Repelita I, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata 5 persen per tahun. Repelita II tumbuh dengan 7,5 persen. Repelita III tumbuh dengan 6,5 persen. Repelita IV mengalami pertumbuhan 5 persen dan Repelita V 5 persen. Selama pelaksanaan program transmigrasi pada masa Orde Baru juga telah berhasil menciptakan 1.100 desa mandiri, 383 ibu kota kecamatan, 104 ibu kota kabupaten. Ada juga salah satu brand produk santan kelapa hasil dari program transmigrasi pak Soeharto yang sampai saat ini mampu mensejahterakan ribuan petani kelapa di Indonesia.
 
Peran Generasi Muda terhadap Transmigrasi
 
Sebagai generasi muda di bidang kesehatan yang mungkin akan menghadapi era transmigrasi sebagai bentuk dari upaya untuk mengurangi kepadatan penduduk, kita harus bisa menempatkan diri entah sebagai transmigran atau pribumi, serta dapat memberikan edukasi penyuluhan dan pembinaan yang memberikan contoh langsung kepada masyarakat terkait cara penjagaan kesehatan diri dan lingkungan. Selain itu, kita juga dapat turut serta dalam pemberian contoh kepada masyarakat untuk saling membina kerukunan antara pihak transmigran dan pribumi penduduk setempat.
 
Sertifikat
Sertifikat kampung English
Piagam 3

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar

0 comments