oleh

CIPTAKAN HIDUP CERIA, TANPA MALARIA

-Opini, dibaca 737 x

Penulis : 

Risma Azrianti, Devita Mutiara, Shafiqah Naurah

(Mahasiswa S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya)

Editor : Risma Azrianti

 
 
(sumber : https://pin.it/f6fpfm1)
 
 
Telah lama malaria menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, termasuk Indonesia. Dengan rata-rata kasus tahunan mencapai ribuan kasus, malaria masih menjadi isu penting dalam dunia kesehatan. Penyakit malaria sangat berpengaruh pada angka kesakitan dan kematian bayi, anak balita dan ibu melahirkan, selain itu malaria juga secara langsung menurunkan produktivitas kerja. Pada tahun 2020, hampir separuh populasi dunia berisiko terkena malaria. Sebagian besar kasus dan kematian terjadi di Afrika sub-sahara. Namun, WHO di wilayah Asia Tenggara, Mediterania Timur, Pasifik Barat, dan Amerika juga melaporkan jumlah kasus dan kematian yang signifikan (WHO,2020).
 
Apa Itu Malaria ?
 
Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang menyebabkan kematian. Selain itu, secara langsung dapat menyebabkan anemia dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Malaria adalah penyakit infeksi akut hingga kronik yang disebabkan oleh protozoa spesies Plosmodrum yang ditransmisikan oleh gigitan nyamuk Anopheles.
 
Kasus Malaria di Dunia
 
         (sumber : databoks.kadata.id)
 
Malaria masih menjadi penyakit endemik di dunia. Setiap tahun jumlah penderita penyakit yang ditularkan nyamuk anopheles itu mencapai lebih 200 juta. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, ada 219 juta kasus malaria di seluruh dunia pada 2019. Selain itu, diperkirakan ada 241 juta kasus malaria pada tahun 2020, dan perkiraan jumlah kematian akibat malaria mencapai 627.000. Wilayah Afrika menanggung beban malaria global yang sangat tinggi. Pada tahun 2020, wilayah tersebut masing-masing menjadi rumah bagi 95% dan 96% kasus malaria dan kematian. (WHO, 2020)
 
Kasus Malaria di Indonesia
 
                    (sumber : kemenkes,2021)
 
Pada 2010 kasus positif malaria di Indonesia mencapai 465,7 ribu, sementara pada 2020 kasus positif menurun menjadi 235,7 ribu. Tak hanya itu, penurunan kasus malaria juga diikuti dengan penurunan Annual Parasite Incidence (API) yang pada 2010 mencapai 1,96 dan 2020 mencapai 0,87. Namun, jumlah kasus malaria di Indonesia pada tahun 2021 mengalami kenaikan 19,9% menjadi 304.607 kasus. Wilayah endemis tinggi malaria masih terkonsentrasi di Indonesia bagian timur, diantaranya Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
 
Lalu, Apasih Penyebab Malaria?
 
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang terinfeksi. Jenis parasit (protozoa) berasal dari genus plasmodium, yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Ada 5 spesies parasit yang menyebabkan malaria pada manusia, spesies Plasmodium Falciparum dan Plasmodium Vivax adalah jenis parasit yang sangat berbahaya, bahkan Plasmodium Falciparum dapat menyebabkan kematian. 
 
1.      Plasmodium Vivax 
 
Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium vivax cenderung menimbulkan gejala yang lebih ringan. Parasit ini dapat bertahan di organ hati dalam jangka waktu beberapa bulan atau tahun. Walaupun tergolong ringan, malaria yang disebabkan oleh parasit ini dapat kambuh ketika daya tahan tubuh menurun karena parasit dapat aktif kembali. 
 
2.      Plasmodium Ovale 
 
Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium ovale ini tergolong tidak terlalu berbahaya yang mengancam jiwa, namun tetap harus waspada karena malaria yang disebabkan oleh parasit ini dapat menyebabkan anemia atau kekurangan darah. 
 
3.      Plasmodium Malariae 
 
Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium Malariae menimbulkan gejala setelah lama terinfeksi parasit tersebut. Oleh karena itu, penderita malaria ini akan mengalami infeksi yang kronis mengalami gangguan fungsi organ ginjal. 
 
4.      Plasmodium Falciparum 
 
Malaria yang disebabkan oleh parasit Plasmodium falciparum tergolong paling berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi, kejang, hingga koma. Malaria jenis ini menjadi salah satu penyebab kematian akibat malaria tertinggi di dunia. 
 
5.      Plasmodium Knowlesi 
 
Jenis parasit ini hanya menginfeksi primata atau hewan. Penyakit ini biasanya menginfeksi manusia melalui gigitan dari hewan tersebut, salah satunya nyamuk. Mengingat malaria ditularkan lewat darah, penularannya juga bisa terjadi melalui transplantasi organ, transfusi darah, atau penggunaan jarum suntik bersamaan.
 
(sumber : https://pin.it/33gWySl)
 
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit malaria diantaranya, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Lingkungan yaitu tempat tinggal manusia dan nyamuk, bila kondisi lingkungan sesuai dengan tempat perindukan, maka nyamuk akan berkembangbiak dengan cepat. Tempat perindukan nyamuk berupa genangan air (seperti lagun, aliran sungai, rawa, empang, dan tambak). Kemudian, perilaku dihubungkan dengan kebiasaan manusia, seperti tidak menggunakan lotion anti nyamuk sebelum tidur, tidak menggunakan celana dan baju panjang saat tidur, sering keluar pada malam hari, sering menggantungkan pakaian dan tidak menggunakan kelambu saat tidur.
 
Bagaimana Gejala Penyakit Malaria?
 
(sumber : https://pin.it/1EwWmGu)
 
Gejala malaria timbul setidaknya 10-15 hari setelah digigit nyamuk. Gejala muncul dalam tiga tahap selama 6–12 jam, yaitu menggigil, demam dan sakit kepala, lalu keluar banyak keringat dan lemas sebelum suhu tubuh kembali normal.
 
1.      Demam Periodik, ini karena berkaitan dengan pecahnya skizon yang mengeluarkan berbagai antigen. Proses pematangan skizon berbeda tiap jenis plasmodium.
 
-         P. falciparum (demam hampir setiap hari)
 
-         P. vivax/ovale (demam setiap 3 hari/tertiana)
 
-         P. malariae (demam setiap 4 hari / kuartana)
 
2.      Anemia, terjadi akibat pecah atau tidaknya eritrosit yang terinfeksi.
 
3.      Gejala Sistemik lainnya seperti sakit kepala, mual muntah, nyeri otot, berkeringat dan kedinginan, merasa bingung, lelah, sakit perut, diare, kehilangan selera makan, nyeri otot, kulit dan sklera kuning, sakit tenggorokan, batuk dan kesulitan bernapas.
 
Upaya Pengobatan dan Pencegahan Malaria
 
(sumber : https://promkes.kemkes.go.id/flyer-cara-mencegah-malaria)
 
Pengobatan malaria dilakukan sesuai dengan jenis malaria, tingkat keparahan gejala, dan kondisi pasien. Untuk pengobatan jenis malaria yang disebabkan oleh Plasmodium vivax yang tergolong ringan, penderita akan diberikan obat rawat jalan berupa ACT atau obat chloroquine. Selain itu untuk mencegah kambuhnya malaria jenis ini, ditambahkan juga obat primaquine. Sedangkan untuk jenis malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum dengan derajat gejala sedang, penderita akan dirawat di ruang non ICU rumah sakit. Bagi penderita dengan derajat gejala berat, penderita akan dirawat di ICU (Intensive Care Unit) dan diberikan obat melalui suntikan selama 24 jam pertama. Jika hendak berkunjung ke daerah endemis malaria, dianjurkan meminum obat anti malaria. Obat tersebut harus diminum selama 4 hingga 8 minggu. Diminum seminggu sebelum pergi ke daerah tersebut sampai 4 minggu setelah pulang.
 
Meskipun pencegahan dan penanggulangan malaria telah lama dilakukan dengan berbagai cara, rencana, dan evaluasi. Namun angka kejadian malaria masih tergolong tinggi. Menurut Kemenkes (2020), terdapat banyak tantangan penanggulangan malaria dalam menuju bebas malaria nasional tahun 2030 karena masih terdapat daerah endemis tinggi yang sebagian besar berada di daerah timur Indonesia, yang secara geografis sulit dan memerlukan pendekatan sosial budaya spesifik. Di daerah tersebut malaria masih menjadi masalah kesehatan yang utama pada ibu dan balita yang berakibat buruk pada kualitas kehamilan serta pertumbuhan dan perkembangan janin dan balita. Risiko dari malaria dapat mengakibatkan anak stunting dan gangguan fungsi kognitif yang dapat menurunkan kualitas generasi penerus bangsa. 
 
Menurut Kemenkes (2020), kegiatan prioritas yang harus mendapatkan perhatian salah satunya kampanye peningkatan kesadaran dan dukungan bebas malaria secara masif dan berkesinambungan. Sebagai generasi muda, upaya sederhana yang dapat dilakukan yaitu dengan memanfaatkan teknologi informasi. Seperti melakukan kampanye menggunakan media sosial, kampanye ini berisi informasi mengenai kejadian malaria yang masih tinggi terutama di Indonesia bagian timur, pentingnya pencegahan malaria bagi generasi penerus bangsa, serta dampak buruk apa saja yang disebabkan oleh malaria. Dengan kekuatan media sosial, informasi akan mudah tersebarluaskan ke seluruh Indonesia. Diharapkan informasi ini dapat menyita perhatian dari berbagai pihak agar lebih peduli terhadap dampak dari adanya malaria. Tidak hanya untuk daerah endemis malaria saja, seluruh masyarakat juga harus mampu meningkatan perilaku hidup sehat dan bersih dalam lingkungannya.
 
Sebagai salah satu isu penting dalam dunia kesehatan, pencegahan dan penanggulangan malaria harus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Generasi penerus bangsa harus memiliki jiwa sehat dan kuat, maka harus ditingkatkan kesadaran bahwa malaria adalah penyakit berbahaya yang memberikan dampak buruk bagi kehidupan.
 
Referensi :
 
World. “Malaria.” Who.int, World Health Organization: WHO, 26 July 2022, www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/malaria. Accessed 20 Nov. 2022. 
 
Sutarto, S. T. T. "Faktor lingkungan, perilaku dan penyakit malaria." AGROMEDICINE UNILA 4.1 (2017): 173-184. 
 
“Pertemuan Monitoring Dan Evaluasi Program Malaria Tahun 2019 Serta Perencanaan Program Tahun 2020 – P2P Kemenkes RI.” Kemkes.go.id, 20 Jan. 2020, p2p.kemkes.go.id/pertemuan-monitoring-dan-evaluasi-program-malaria-tahun-2019- serta-perencanaan-program-tahun-2020/. Accessed 20 Nov. 2022. 
 
“Kasus Malaria Di Indonesia Menurun, NTT Jadi Provinsi Pertama Di Kawasan Timur Berhasil Eliminasi Malaria – P2P Kemenkes RI.” Kemkes.go.id, 23 Apr. 2021, p2p.kemkes.go.id/kasus-malaria-di-indonesia-menurun-ntt-jadi-provinsi-pertama-dikawasan-timur-berhasil-eliminasi-malaria/. Accessed 20 Nov. 2022.
 
Rokom. “Tren Kasus Malaria Menurun.” Sehat Negeriku, 23 Apr. 2021, sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20210423/3337549/tren-kasus-malaria-menurun/. Accessed 24 Nov. 2022.
 
Yosepha Pusparisa. Rata-rata Jumlah Penderita Malaria di Dunia di Atas 200 Juta Setiap Tahun. Katadata.co.id. Published April 26, 2021. Accessed November 24, 2022. 
 
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman pelayanan medis ikatan dokter anak indonesia jilid 1. Jakarta: Penerbit IDAI; 2009.
 
dr. Fadhli Rizal Makarim. Malaria. halodoc. Published July 7, 2020. Accessed November 24, 2022. https://www.halodoc.com/kesehatan/malaria.
 
Sertifikat
Sertifikat kampung English
Piagam 3

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar

0 comments