oleh

Kopi Kurang Buah, Penghulu Pagar Alam Sepi Job

-Daerah, dibaca 555 x

LAJU SUMSEL, PAGAR ALAM -- Meski pemerintah kota Pagar Alam menggencarkan program unggulan kopi stek sambung guna meningkatkan hasil panen petani, namun nyatanya hal ini tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat secara luas. 

Hal ini terpantau dari turunnya jumlah panen kopi petani Pagar Alam berbanding tahun-tahun sebelumnya yang berimbas pada melambannya roda perekonomian daerah. 
 
Rupanya penurunan hasil panen ini tak cuma mempengaruhi penghasilan petani saja namun ternyata berimbas juga pada sepinya job para penghulu pernikahan. 
 
Sebagaimana diketahui sebagai daerah sentra penghasil biji kopi. Roda perekomian masyarakat Kota Pagar Alam sangat dipengaruhi oleh fluktuasi harga dan hasil panen setiap tahunnya. 
 
Di mana tanaman kopi yang hanya berbuah dan dipanen setahun sekali ini merupakan sumber pendapatan utama masyarakat sehingga apabila terjadi penurunan hasil panen atau harga pasaran turun, otomatis rentan membuat warga terjemurus dalam kategori miskin. 
 
Fenomena ini secara otomatis sangat mempengaruhi pola konsumsi belanja masyarakat secara luas termasuk dapat menggagalkan rencana pernikahan seseorang. 
 
Budaya masyarakat kota Pagar Alam dan sekitarnya sejak dulu memang selalu akan menggelar acara dan pesta pernikahan setelah usai panen kopi setiap tahunnya. Dimana segala biaya untuk rencana pesta pernikahan akan dilihat dari seberapa banyak panen yang didapat sehingga jika panen kopi banyak atau mencukupi maka dapat dipastikan acara pesta pernikahan dapat dilaksanakan namun jika sebaliknya hasil panen sedikit atau menurun biasa rencana acara pernikahan akan otomatis tertunda sampai masa panen kopi berikutnya. 
 
Data dari Kantor Kementrian Agama Kota Pagar Alam menyebutkan jumlah pasangan menikah kurun waktu antara tahun 2019 hingga tahun 2021 berkisar di antara 1000 pasangan lebih pertahun. 
 
Namun hingga akhir bulan Juli tahun ini dimana masa panen kopi hampir usai, jumlah pasangan menikah yang terdaptar di Kemenag kota Pagar Alam hanya berjumlah 423 pasangan. Di mana angka ini tidak sampai setengahnya dari tahun-tahun sebelumnya. 
 
Pihak Kemenag kota Pagar Alam menduga berkurang jumlah pasangan menikah pada tahun ini adalah akibat panen kopi yang sedikit sehingga membuat warga berfikir ulang untuk menggelar acara pesta pernikahan. 
 
"Selain pandemi, hasil panen kopi yang sedikit tahun ini cukup mempengaruhi jumlah masyarakat yang berencana menikah," ujar Sumaji Kepala Seksi Binmas Islam Kemenag Kota Pagar Alam kepada awak media, Selasa (26/7).
 
Kepada Laju Sumsel, warga yang tak ingin disebutkan identitasnya mengatakan tahun ini ia batal menikah karena kesulitan biaya untuk menggelar acara pernikahan. Dan berdasarkan kesepakatan antara keluarganya dan keluarga pasangannya, hal ini (pernikahan_red) akan diatur ulang tahun depan itupun melihat hasil panen yang akan didapat nantinya. 
 
"Sebenarnya saya dan pacar sudah sudah sempat ke percetakan untuk membuat rencana undangan pernikahan kami nanti, namun karena biaya acara pesta pernikahan nanti masih terganjal hasil panen kopi tahun ini yang sedikit jadi terpaksa diundur tahun depan dan syukurnya keluarga pacar saya mengerti dan sepakat," keluhnya, Selasa (26/07).
 
Laporan: Taufik Hidayat
 
Sertifikat
Sertifikat kampung English
Piagam 3

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar

0 comments